Tskckck… APBD tahun 2021 merupakan bagian terbesar dari belanja PNS.

Jakarta, CNBC Indonesia – Belanja pemerintah daerah masih belum optimal selama setahun terakhir. Bahkan harganya turun dibandingkan tahun 2020.

Berdasarkan dokumen APBN yang dikutip CNBC Indonesia pada Selasa 1 April 2021, realisasi belanja APBD 2021 hanya Rp 1.005,24 triliun hingga Desember 2021. Nilai tersebut hanya 82,08% dari pagu APBD yang ditetapkan sebesar Rp1.224,73 triliun. .

Realisasi anggaran APBD ini juga mengalami penurunan sebesar 9,87% dibandingkan tahun 2020 sehingga menghasilkan Rp. Rp 1.115,28 triliun atau cap anggaran. Melebihi 1.076,31 triliun.

Dilihat dari jenis belanjanya, anggaran tersebut paling banyak digunakan untuk gaji pegawai negeri sipil di daerah. Hal ini terlihat pada anggaran yang merupakan porsi terbesar dari belanja tenaga kerja.

Secara spesifik, hingga Desember 2021, biaya tenaga kerja sebesar 34,8% dari total belanja APBD atau Rp 350,19 triliun. Belanja tertinggi kedua adalah belanja barang dan jasa sebesar Rp 29.239 miliar.

Ada juga belanja modal sebesar Rp 126,88 triliun atau 12,6% dari total belanja APBD. Belanja lainnya kemudian direalisasikan sebesar Rp 235,77 triliun atau 23,5% dari total belanja.

Selain itu, penyebab penurunan belanja APBD dapat ditemukan pada penurunan biaya pendidikan dan jaminan sosial. Belanja pendidikan pada tahun 2021 sebesar Rp295 triliun, turun 8,3% dari Rp321,8 triliun pada tahun 2020.

Belanja jaminan sosial kemudian direalisasikan sebesar Rp 9,44 triliun, turun 30,8% dari Rp 13,64 triliun pada 2020. Untuk itu, pemerintah berpesan agar pemerintah daerah mendorong penyerapan dukungan sosial, terutama untuk membantu mereka yang terkena dampak wabah tersebut.

Di sisi lain, belanja tenaga kerja kementerian/lembaga kembali tumbuh surplus. Ini setelah penurunan tahun lalu karena beberapa pemotongan pengeluaran.

Baca Juga:  takut! Korea Utara berhasil meluncurkan rudal yang dipasang di kereta

Menurut data Kementerian Keuangan yang dikutip CNBC Indonesia pada Selasa, 1 April 2021, hingga akhir Desember 2021, biaya tenaga kerja K/L terealisasi Rp 248,5 triliun, atau tumbuh 1,4%. Pada tahun 2020 terealisasi 245 triliun rupiah, atau turun 1,7% dibandingkan tahun 2019.

Menurut data, meski tidak semua PNS, biaya tenaga kerja kembali tumbuh positif setelah THR dan gaji ke-13 dibayarkan kepada seluruh PNS. Tahun lalu, THR dan level 13 hanya dibayarkan kepada mereka yang di bawah level 3 tanpa bayaran kinerja. Di sisi lain, THR tidak diberikan sampai Presiden dan Menteri 2020 Level 3 atau lebih tinggi.

Secara keseluruhan, hingga akhir Desember 2021, belanja K/L mencapai Rp 1.189,1 triliun, meningkat 12,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Realisasi tersebut melebihi target APBN atau Rp1.082 triliun sebesar 115,2%.

Rincian lengkap belanja K/L untuk tahun 2021 adalah sebagai berikut:

1. Biaya tenaga kerja: Rp 248,5 triliun, naik 1,4%
2. Belanja komoditas: Rp 525,4 triliun, tumbuh 24,7%
3. Belanja modal: Rp 241,5 triliun, tumbuh 26,5%
4. Belanja bantuan sosial: Rp 173,6 triliun, pertumbuhan negatif 143%.

Sedangkan belanja non K/L terealisasi hingga Rp 812 triliun atau naik 5% dibandingkan tahun 2020. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan belanja subsidi sebesar 23,9%, dari Rp 196,2 triliun tahun lalu menjadi Rp 243,1 triliun.

[Gambas:Video CNBC]

(mikrofon/mikrofon)


Terimakasih Ya sudah membaca artikel Tskckck… APBD tahun 2021 merupakan bagian terbesar dari belanja PNS.

Dari Situs Fikrirasy ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *