Jalan berliku untuk menjadi guru

“Apakah kamu siap menjadi guru?” Kata salah satu senior di sela-sela kegiatan kampus. Senior yang bertanya adalah seorang alumni yang menjadi guru honorer di sebuah sekolah dan masih giat belajar di kampus. Saya bertanya-tanya dalam hati mengapa saya tidak siap menjadi guru. Bukankah itu berarti ketika Anda memasuki lembaga pendidikan siswa untuk pendidik, Anda harus mempersiapkan diri sebagai seorang guru? Seperti tema peringatan Hari Guru ke-76 hari ini, ‘Gerakkan hatimu dan pulihkan pendidikan’.

Pertanyaan itu terlupakan seiring waktu, tetapi itu mengganggu saya lagi setelah saya lulus. Ternyata menjadi guru itu tidak mudah. Melamar dari satu sekolah ke sekolah lain sangat melelahkan. Ternyata berbekal ijazah S-1 dengan IPK yang baik, pengalaman berorganisasi yang cukup, dan jaringan pertemanan yang baik tidak cukup efektif untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan dengan mudah.

Jalan untuk memulai sebagai asisten pengajar berpenghasilan rendah, menjadi guru pengganti, mengajar les privat, menjadi guru kontrak di sekolah swasta, dan kemudian menjadi instruktur umum di beberapa kampus sangat sulit.

Saya mencoba mendaftar ke banyak sekolah, tetapi ada saat tidak ada tanggapan. Saya sangat ingin menjadi guru sehingga saya pergi ke sekolah demi sekolah untuk mencari pekerjaan. Di salah satu sekolah, kepala sekolah TU berkata, “Tidak, Mas, saya minta maaf.” Saat itu, saya merasa mencari pekerjaan itu sulit. Pertanyaan para senior bergema lagi.

Setelah bertahun-tahun berpindah tempat mengajar, akhirnya saya memasuki dunia penelitian. Tentu saja, saya bukan satu-satunya yang memiliki jalan kasar dan berliku untuk menjadi seorang guru. Banyak lulusan LPTK yang bernasib sama, bahkan lebih miris. Bahkan tunjangan kesejahteraannya sangat kecil, namun ada juga yang menempuh jalan berat menjadi guru honorer. Jangan bayangkan gaji yang sesuai dengan upah minimum dan jaminan sosial yang layak.

cerita sedih

Kisah sedih seorang guru berpenghasilan rendah adalah salah satu yang paling tragis di republik ini. Mari kita lihat proses seleksi pejabat publik yang menandatangani kontrak kerja (PPPK) beberapa waktu lalu. Banyak cerita sedih yang bisa kita baca. Para pemuja yang mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk perkembangan intelektual anak-anak di tanah air harus bekerja keras bahkan setelah puluhan tahun mengabdi.

Saya punya banyak teman yang jatuh satu per satu dan berganti pekerjaan. Tanpa janji, tanpa kepastian, bebannya berat, apa yang ingin kamu berikan untuk istri dan anakmu? (untuk guru laki-laki). Potret kualitatif ini menggambarkan kompleksitas bagaimana guru di Indonesia dipersiapkan, diseleksi dan direkrut.

Ada dua hal mendasar: proses persiapan guru dan proses seleksi. Pertama, dalam proses penyiapan guru tentunya bagaimana memasukkan Kurikulum bagi calon siswa LPTK, calon guru LPTK, dan capaian siswa LPTK. Tantangan di LPTK adalah menyeleksi siswa secara ketat. Selain kemampuan intelektual, penting juga bagi calon guru untuk mengidentifikasi motivasi ketika memasuki LPTK.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Tandatangani UMP Jabar 2022 Rp 1.841.487,31

Agar adil, mereka juga harus memberi tahu mereka tentang potensi mereka untuk menjadi guru di Indonesia dan kesiapan mereka untuk ditempatkan di mana saja di Indonesia. Berbagai data menunjukkan betapa tidak meratanya distribusi guru antara perkotaan dan pedesaan.

Agar guru-guru tersebut dapat ditempatkan di medan berbagai perjuangan, seleksi yang ketat dari segi kemampuan intelektual dan semangat sebagai guru sangatlah penting. Dalam konteks sejarah, guru-guru lulusan sekolah bimbingan belajar swasta (SPG) tampaknya lebih diuji ketika dihadapkan pada berbagai medan pertempuran.

Saya bertemu dengan beberapa guru di Tambro, Papua Barat, lulusan SPG yang setia dan mengabdi di pedesaan hingga pensiun. Sedangkan menurut pengakuan para guru, banyak guru PNS yang lulus dari kampus LPTK dan kemudian kembali ke kota setelah tidak sanggup menanggungnya dan ditempatkan di daerah yang sulit.

Kedua, terkait dengan proses seleksi. Proses seleksi guru menjadi ASN selalu menarik perhatian banyak lulusan LPTK. Tapi persaingannya benar-benar hebat. Di sisi lain, banyak kasus dimana pelayanan guru honorer tidak berjalan dengan baik dalam prosesnya, dan meskipun ada Fikrirasy.ID-Fikrirasy.ID positif dalam seleksi PPPK saat ini, masih belum cukup untuk memberikan kesempatan kepada guru yang telah mengajar selama puluhan tahun. . . Tingkat ketidakpastian guru incumbent begitu tinggi sehingga kisah sedih guru honorer yang sudah puluhan tahun mengabdi selalu terbongkar.

Peta Jalan Urgensi

Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah? Ada banyak rekomendasi yang dibuat oleh berbagai pihak. Urgensi roadmap kesiapan guru semakin menemukan relevansinya. Baik Anda guru yang sudah ada, pensiunan guru, atau lulusan LPTK yang menunggu untuk menjadi guru, Anda membutuhkan perhitungan yang akurat. Secara kuantitatif, jika jumlah guru yang ada banyak dan jumlah guru yang dibutuhkan masih sedikit, maka LPTK harus lebih selektif dalam menampung calon siswa.

Pemerintah sudah memiliki Neraca Pendidikan Nasional (NPN) dan Neraca Pendidikan Daerah (NPD). NPN dan NPD memiliki indeks sebaran guru PNS, kualifikasi pendidik, pendidik bersertifikat, dan guru pada berbagai jenjang usia. Dalam data ini sebenarnya kami memetakan jumlah guru di Indonesia dan daerah.

Tapi yang masih kurang Perhitungan Di LPTK? Berapa jumlah lulusan LPTK per tahun? Lantas, di mana lulusan menetap di dunia kerja? Berapa persentase siswa yang kemudian menjadi guru berdasarkan latar belakang pendidikannya? Hal ini penting diketahui agar guru yang berkualitas dengan kesejahteraan yang baik dapat diseleksi dan direkrut.

Selain aspek-aspek tersebut, guru yang baik juga harus dipersiapkan dengan sangat sistematis. Kemampuan intelektual dalam ilmu mengajar, keterampilan pedagogis, dan pikiran terbuka tentang dunia pendidikan, seperti keterampilan digital, sangat penting bagi guru saat ini. Jika ingin anak cerdas, persiapan guru menjadi poin penting yang tidak bisa dikompromi.




Terimakasih Ya sudah membaca artikel Jalan berliku untuk menjadi guru

Dari Situs Fikrirasy ID