Penuhi dan Batasi Zat Gizi Ini untuk Cegah Penyakit Kardiovaskular

Penuhi dan Batasi Zat Gizi Ini untuk Cegah Penyakit Kardiovaskular

fikrirasy.id – Penuhi dan Batasi Zat Gizi Ini untuk Cegah Penyakit Kardiovaskular. Secara internasional, penyakit kardiovaskular masih merupakan kondisi medis yang signifikan yang menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Penyakit kardiovaskular mengacu pada berbagai masalah medis yang disebabkan oleh penurunan kemampuan jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit jantung (PJK), gangguan kardiovaskular, hipertensi, hingga stroke.

Berdasarkan informasi Eksplorasi Kesejahteraan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi penyakit koroner dan hipertensi di Indonesia mencapai 1,5 persen dan 8,4 persen dari populasi absolut secara terpisah. Hal ini perlu diwaspadai karena penyakit kardiovaskular merupakan kondisi medis yang multifaktorial.

Upaya pencegahan dini adalah langkah tepat untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, salah satunya dengan memenuhi asupan sehat yang wajar melalui pola makan yang sah dan padat.

Berikut ini adalah suplemen yang benar-benar ingin Anda penuhi dan batasi penerimaannya untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, baca terus sampai akhir, ya!

1. Penuhi asupan magnesium

Sebuah laporan tahun 2014 di Diary of Sustenance School menjelaskan bahwa magnesium adalah mineral penting dalam menjaga kesehatan jantung.

Fungsi magnesium adalah untuk membantu jantung dengan relaksasi otot. Ketika konvergensi magnesium dalam darah berkurang, otot jantung tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga mempengaruhi tekanan peredaran darah yang dapat memicu hipertensi. Itulah sebabnya konsumsi magnesium harus dipenuhi secara konsisten.

Mengingat Angka Kecukupan Suplemen (AKD) tahun 2019, orang Indonesia pada dasarnya membutuhkan 350 miligram (mg) magnesium setiap hari untuk orang dewasa dan 50-150 mg setiap hari untuk anak-anak. Anda dapat memenuhi asupan mineral ini dari sumber makanan seperti daging, susu dan produk-produknya, sayuran hijau, cokelat, gandum, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

2. Penuhi asupan kalium

Hubungan konsumsi kalium dengan kesehatan jantung dan vena secara umum telah diumumkan melalui berbagai penelitian. Diantaranya dalam Buku Harian Sekolah Rezeki tahun 2010, yang menyatakan bahwa responden yang memiliki asupan kalium yang kurang memiliki risiko dua kali lipat mengalami hipertensi dibandingkan dengan subjek yang memiliki konsumsi kalium yang cukup.

Hal itu juga digambarkan dalam Worldwide Nursing Diary 2018, serta menjaga keseimbangan cairan, kalium juga berperan dalam fungsi saraf dan penyempitan otot. Kalium mempengaruhi kerja otot rangka dan otot jantung.

Kadar kalium yang berkurang dapat berdampak buruk bagi tubuh karena menyebabkan kondisi yang disebut hipokalemia. Kondisi ini berpengaruh terhadap perulangan denyut yang sangat berpengaruh terhadap pelonggaran kembali denyut nadi.

Menyinggung RDA 2019, asupan kalium yang ideal adalah 4.700 mg setiap hari. Varietas makanan yang tinggi kalium umumnya disampaikan dalam produk tanah. Beberapa di antaranya seperti pisang, alpukat, semangka, bayam, hingga kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang hijau, kedelai, bisa memenuhi kebutuhan Anda sehari-hari. Semakin beragam Anda makan makanan berdaun, semakin sederhana bagi Anda untuk memenuhi konsumsi kalium Anda.

3. Penuhi asupan selenium

Selenium penting untuk katalis glutathione peroxidase (GPx). Bahan kimia ini berfungsi sebagai penguat sel yang mencegah pengaturan revolusioner bebas. Kurangnya GPx yang terhubung juga dapat mempercepat siklus aterosklerosis.

Sebuah tinjauan observasional yang diterbitkan di Farmaka Diary pada tahun 2019 menunjukkan bahwa peningkatan 50 persen kadar selenium darah dikaitkan dengan penurunan 24 persen dalam risiko penyakit jantung. Jadi, memenuhi asupan harian mineral selenium dapat menjaga kesehatan jantung.

Baca Juga:  7 Sayuran yang Bagus untuk Ibu Hamil

Kebutuhan selenium bagi masyarakat Indonesia sesuai AKG 2019 adalah sekitar 30 mikrogram (mcg) untuk dewasa dan 20 mcg untuk anak-anak. Kandungan selenium yang paling tinggi dalam makanan dilacak dalam daging dan ikan. Selain itu, selenium juga mudah ditemukan dalam kacang-kacangan, sereal, untuk dikeringkan dan produk lain yang ditangani.

4. Batasi asupan natrium atau sodium

Penerimaan natrium merupakan salah satu penerimaan suplemen yang dapat mempengaruhi denyut nadi dan laju hipertensi. Saran dari Hubungan Ahli Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia (PERKI) tahun 2015 dan AKG tahun 2019, menyepakati bahwa asupan natrium tidak boleh melebihi 2.000 mg per orang setiap hari.

Mengacu pada laporan dalam Diary of Wellbeing 2017, konsumsi natrium yang berlebihan membuat tubuh menahan cairan yang menyebabkan volume darah meningkat. Dengan demikian, jantung perlu menyedot lebih keras untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui pembuluh darah yang semakin ketat. Dengan asumsi kondisi ini berlanjut, itu akan memicu hipertensi.

Selain itu, catatan harian juga menggambarkan sumber natrium yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya, antara lain, setiap 1 gram garam dapur mengandung sekitar 400 mg natrium. Jika diubah ke dalam satuan ukuran keluarga, sendok teh garam dapur atau setara dengan 4 gram, sudah mengandung sekitar 1.600 mg sodium.

Jika ditambah dengan penggunaan makanan instan, roti gulung, roti, keripik, hingga penyedap rasa masakan seperti kecap dan lem udang yang berlebihan dan terus-menerus akan berdampak buruk bagi tubuh. Oleh karena itu, membiasakan membaca tanda makanan makanan juga harus diterapkan untuk menghitung berapa banyak asupan natrium yang dikonsumsi setiap hari.

5. Batasi asupan lemak

Dalam jumlah yang wajar, lemak yang terkandung dalam makanan bermanfaat untuk menambah energi, membantu retensi zat gizi A, D, E dan K, hingga pembentukan zat kimia dalam tubuh. Namun, bila pengakuan tersebut tidak wajar, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Berdasarkan laporan Wellbeing Media Diary 2017, penggunaan jenis makanan berminyak secara maksimal dapat meningkatkan risiko pembentukan plak di pembuluh darah. Plak akan terbentuk menjadi aterosklerosis yang membuat sumbatan pembatas, dan kemampuan adaptasi vena menurun.

Selain itu, kondisi ini menyebabkan aliran darah yang membawa oksigen ke jaringan dinding jantung terganggu, sehingga meningkatkan risiko gagal jantung yang tidak terduga. Jika terjadi penyumbatan pada pembuluh darah di otak, maka akan menyebabkan stroke.

Berdasarkan Adjusted Nutrition Rules (PGS) 2014, penggunaan lemak dalam makanan sehari-hari disarankan sekitar 25% dari total kebutuhan energi atau sekitar 47 gram.

Selain itu, penggunaan minyak juga dianjurkan tidak melebihi 5 sendok makan (sdm) per orang per hari untuk mengurangi risiko pembentukan plak di pembuluh darah.

Itu adalah beberapa suplemen yang dapat Anda penuhi dan batasi asupannya dalam diet Anda sehari-hari. Didukung oleh perilaku hidup yang bersih dan sehat, pekerjaan nyata yang teratur dan terukur untuk mengawasi tekanan dapat menjadi langkah yang baik untuk menjaga jantung dan pembuluh darah yang kuat. Mulai sekarang, ya!