NU jauh tertinggal. Kongres harus menjadi tempat untuk perbaikan.

Fikrirasy.ID – Rahmat Hidayat Pulungan, Ketua Umum GP Ansor, mengatakan momentum Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 yang digelar 23-25 ​​Desember harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk melakukan muhasaba atau refleksi, evaluasi dan pembenahan secara internal. Organisasi PBNU.

Rahmat mengatakan sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama, banyak terobosan di bidang pendidikan dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan zaman yang berubah dengan cepat.

Rahmat kepada wartawan, Selasa (21/11/2021) “Karena selama ini bidang-bidang di Lingkar NU ini masih tertinggal.”

Rahmat juga mengungkap banyak kekurangan di bidang pendidikan NU sendiri, terutama dari segi kualitas. Menurut temuannya, NU memiliki 7.462 sekolah yang terdiri dari SD, SMP, SMK dan SMA. Namun, tidak satu pun dari sekolah-sekolah ini yang masuk dalam 100 besar.

Baca juga:
Polda Lampung Kerahkan 3.288 Staf Gabungan Pengamanan di DPRD NU ke-34

NU juga memiliki 44 kampus di bawah sponsor NU. Tapi nasibnya sama, dan tidak ada yang berhasil masuk 100 besar.

“Hanya ada satu kampus yang mendapat akreditasi A, yaitu Unisma,” ujarnya.

Sementara di bidang kesehatan, NU masih tertinggal kualitasnya, ujarnya. Dia mengatakan NU memiliki sekitar 43 rumah sakit, tetapi tidak memiliki fasilitas dan layanan medis yang lengkap.

Dari sisi sumber daya manusia (SDM), menurut Rahmat, ulama yang lahir di kalangan NU hanya di bidangnya. Ia mengatakan, rendahnya kualitas pendidikan, kesehatan, dan sumber daya manusia telah mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Nahdliyin.

Ia mengatakan mayoritas Muslim Indonesia yang miskin adalah warga NU. Di sisi lain, 59,7% Muslim kelas menengah dekat dengan NU.

Baca juga:
Pengamat Jelang Kongres Partai ke-34: Pertarungan Ketua PBNU Lebih Seru Dibanding Presiden Park Geun-hye

Oleh karena itu, reorganisasi organisasi penting dilakukan untuk menjadikan warga NU lebih baik di segala bidang,” ujarnya.

Baca Juga:  Film thriller horor terbaru Fajar Nugros Inang

Rahmat menyindir mereka yang ingin menjadi pengurus, merujuk pada Muktamar ke-34 NU. Tetapi setelah menjadi manajer, saya bahkan tidak ingin mengelolanya.

Ia mengatakan, “Ketika ada konvensi atau pertemuan daerah, setiap pertemuan daerah memiliki keinginan untuk menjadi pengurus. Setelah itu, saya ingin mengurus organisasi dan meminta manajemen.” .

Menurutnya, setiap orang yang berkepentingan dengan NU harus memiliki fokus dan prioritas, dan tidak semuanya diurus.

Rahmat juga mengomentari kesiapan NU menghadapi masyarakat baru. Menurutnya, organisasi Islam Nadlatul Ulama membutuhkan pemimpin visioner dalam masyarakat baru ini.

Dari bayi hingga remaja hingga orang tua, kebanyakan orang lebih suka belajar apa saja melalui media sosial seperti YouTube. Media pembelajaran bergerak dari media pembelajaran tradisional seperti tatap muka ke ruang digital.

Ruang digital ini seharusnya menjadi area strategis bagi NU untuk mensosialisasikan dan mensosialisasikan Ramatan Lilalamin Islam.

Ia mengatakan, “Saya berharap seseorang yang memiliki visi akan memimpin PBNU sehingga dapat menarik masyarakat digital baru yang sedang berubah dengan cepat.”

Sidang Umum Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 akan digelar di Lampung pada 22-23 Desember 2021. Dua calon yang akan bersaing adalah Katib Aam, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Ketua Umum PBNU saat ini KH Said Aqil Siroj.

Diperkirakan 2.295 orang dari PWNU 34 (102 orang), PCNU 521 orang (1.563 orang), PCINU 31 orang (93 orang), 14 pemerintah daerah (42 orang), 18 lembaga (54 orang) menghadiri Musyawarah Besar NU. melakukan. tingkat pusat.

Selain itu, jumlah anggota PBNU sebanyak 32 orang, ditambah 336 orang dari unsur syuriyah, mustasyar (15), a’wan (20), dan tanfidziyah (38).



Terimakasih Ya sudah membaca artikel NU jauh tertinggal. Kongres harus menjadi tempat untuk perbaikan.

Dari Situs Fikrirasy ID