Jakarta, CNBC Indonesia – Di masa Pandemi COVID-19, mobil yang dibidik akan berada di segmen mobil bekas maupun tipe baru. Salah satu sasarannya adalah mantan sopir taksi. Ada konsumen yang tertarik dengan mobil ini karena lebih murah dibandingkan non-taksi.
“Sudah mulai meningkat saat kita memasuki tahun baru pada November-Desember,” kata Warung Buncit Sadad, marketing showroom Bluebird Pool, kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/12).
Peningkatan penjualan tak lepas dari momen akhir tahun. Banyak orang mencari taksi untuk menunjang mobilitas berkendara. Keadaan sekarang lebih baik daripada di awal pandemi. Saat itu, penjualan taksi nyaris ambruk.
“Selama masa COVID-19, penjualan turun hampir 50 persen sebelum pandemi, dan setelah pandemi, lebih dari 15 mobil sebulan, hingga 50 persen, dan hingga 10 selain taksi,” kata Sadad.
Dia menjelaskan, segmen pembeli berasal dari masyarakat yang tidak terdampak pandemi COVID-19. Kendaraan jenis bios ditargetkan, dan taksi ditargetkan untuk kelompok tertentu. Sejumlah kecil orang mencari harga rendah untuk membeli perangkat.
“Harganya variatif. Tahun 2014, mobil pribadi asli Vios dijual dalam kondisi Rp 120 juta. Sementara kami jual taksi karena velg standar tidak ada bolong jendelanya. Kalau selisihnya persis, selisihnya hampir 40%, untuk misal upgrade cuma sekitar Rp 20-25 juta, sampai dengan Rp 90 juta, itu saja. Peningkatan penuh Secara keseluruhan, bisa sama persis dengan pelek Vios G,” ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(Gambar/Gambar)
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Mobil Bekas Taksi yang tidak mati dikejar konsumen dengan harga 40%
Dari Situs Fikrirasy ID