Pusat Penelitian Arkeologi Nasional telah bergabung dengan BRIN. Para arkeolog mengatakan:

Fikrirasy.ID.CO, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (Breen) menjadi lembaga yang bertanggung jawab atas tugas pemerintahan di bidang penelitian dan teknologi. BRIN kini menampung gabungan lembaga swadaya masyarakat seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indonesia (LIPI), Balai Penelitian Teknologi Terapan (BPPT), Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), dan Lembaga Penelitian Dirgantara Nasional. (LAPAN) dan Lembaga Biologi Molekuler (LBM). ) Eijkman.

Namun, kini Lembaga Penelitian Arkeologi Nasional juga telah tergabung dalam BRIN. Ini diteruskan oleh satu orang. arkeolog Sebelum tergabung dalam BRIN—Hari Suroto di bawah naungan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Pusat Arkeologi Papua.

“Saya pindah ke BRIN sejak Januari 2022, dan menjabat dengan jabatan fungsional pada tanggal 3 kemarin. peneliti,” ujarnya saat dihubungi pada Rabu, 5 Januari 2021.

Menurut Hari, saat ini ada 10 pusat purbakala yang terintegrasi dengan BRIN, termasuk tempat kerja. Ke-10 pusat tersebut adalah: Balai Arkeologi Sumatera Utara, Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Balai Arkeologi Jawa Barat, Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta, Balai Arkeologi Bali, Balai Arkeologi Kalimantan Selatan, dan Balai Arkeologi. Untuk Sulawesi Selatan, Balai Arkeologi Sulawesi Utara, Balai Arkeologi Maluku dan Balai Arkeologi Maluku Papua.

Seluruh pusat purbakala ini berada di bawah Balai Besar Penelitian Arkeologi Nasional, yang sebelumnya merupakan bagian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).

Lulusan Universitas Udayana ini mengaku belum pernah ditempatkan di lembaga penelitian di BRIN. Apakah akan dikerahkan ke lembaga penelitian yang sudah ada atau membuat lembaga penelitian arkeologi yang terpisah, ia menjelaskan bahwa BRIN masih memprosesnya.

Baca Juga:  Gunung Merapi, Kondisi Siaga Terlama, Sultan: Jalur Evakuasi Harus Disiapkan

“Ada informasi akan dibentuk lembaga penelitian arkeologi tersendiri, namun masih dalam kajian dan menunggu persetujuan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,” kata Hari.

Saat ini, Hari dan para arkeolog lainnya sedang dalam misi yang berdasarkan penunjukan yang ditandatangani oleh Laksana Tri Handoko, kepala BRIN, untuk sementara harus dilakukan sebagai telecommuting (WFO) atau teleworking (WFH) hingga pengaturan lebih lanjut. Lokasi kerja di mana tugas WFO atau WFH dapat dilakukan dapat dilakukan di luar kantor atau kantor tempat karyawan tersebut terlibat.

Menurut Hari, opini yang berkembang di antara rekan-rekan peneliti di pusat-pusat arkeologi di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa sebagai pejabat negara, sebagian besar mengikuti kebijakan pemerintah, tetapi saat ini mereka masih bingung tentang nasib jurnal ilmiah yang sudah mapan.

“Kesimpulannya, pergerakan saat ini lebih semrawut dibandingkan saat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pindah ke Kementerian Pendidikan,” ujarnya.

Namun, Hari mengatakan penggabungan ke BRIN akan memungkinkan para peneliti di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional atau Pusat untuk memanfaatkan fasilitas laboratorium milik BRIN. “Selama ini analisis terhadap sampel tertentu yang dikirim ke luar negeri bisa dilakukan di Brin Lab,” ujarnya.

Untuk membaca:
Dua skema pendanaan BRIN untuk mendukung kegiatan penelitian di Indonesia

selalu
memperbarui memperbarui. Mendengarkan berita terkini berita terpilih dari Fikrirasy.ID.co Di saluran Telegram kami “Pembaruan Fikrirasy.ID.co”. klik https://t.me/tempodotcoupdate Ikuti. Anda perlu melakukanInstall Aplikasi Telegram terlebih dahulu.



Terimakasih Ya sudah membaca artikel Pusat Penelitian Arkeologi Nasional telah bergabung dengan BRIN. Para arkeolog mengatakan:

Dari Situs Fikrirasy ID