Indonesia usulkan implementasi sistem pajak gender di G20

Jakarta, CNN Indonesia —

bendahara (Kementerian Keuangan) mengatakan Indonesia telah mengajukan proposal penerapan sistem perpajakan seks pada pertemuan tahunan nasional. G20 di ~ Bali. Dikatakan bahwa sistem pajak ini sangat menguntungkan bagi perempuan.

“Kami juga mengusulkan perpajakan terkait gender. Meski tidak dibahas secara eksplisit, kerangkanya pajak dan jenis kelamin Ini memberi perempuan lebih banyak keuntungan,” kata Wempi Saputra, staf ahli Menteri Keuangan Makro dan Internasional, pada konferensi pers G20.

Wempy menjelaskan manfaat yang dimaksud adalah perempuan dapat memasuki pasar kerja dengan berbagai kemudahan melalui pajak.

Selain itu, salah satu contoh teknis dari manfaat sistem pajak gender tersebut adalah sebagai berikut. cuti hamil atau cuti hamil wanita.

“Secara umum inti dari artikel ini adalah memberikan kebijakan positif tentang gender sebagai contoh teknis. cuti hamil “Ini tentang memberikan keringanan pajak kepada perempuan sehingga mereka dapat memasuki lebih banyak pekerjaan,” katanya.

Meskipun masih merupakan masalah pajak baru, pajak dan jenis kelamin Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) telah mengusulkan Indonesia untuk memimpin G20 2022.

Dia menilai pembahasan tersebut akan dibahas lebih lanjut karena delegasi G20 dan negara-negara anggota menyambut baik isu pajak kinerja. tingkat kelompok kerja atau kelompok kerja.

[Gambas:Video CNN]

“Mungkin akan dilaporkan pada pertemuan Februari 2022,” kata Wempie.

Dalam G20 Indonesia, masalah ini akan dibahas dalam kerangka sistem perpajakan internasional. Selain itu, Bank Indonesia mengatakan negara-negara G20 sedang berjuang untuk meningkatkan kuota sistem. Pilih Berlaku untuk Dana Moneter Internasional (IMF).

alasannya adalah sistem Pilih Hal tersebut dinilai tidak mewakili situasi ekonomi global saat ini.

“Negara besar harus membayar lebih (kontribusi) untuk memiliki hak Fikrirasy.ID, dan negara kecil melakukan sebaliknya. Posisi saat ini belum tercermin. Pilih “Ini mencerminkan besar kecilnya perekonomian negara,” kata Dody Budi Waluyo, Wakil Presiden Bank Indonesia, dalam konferensi pers G20.

Baca Juga:  Bappenas-Pansus DPR IKN Review RUU BSD City dan Alam Sutera, untuk apa?

Dia menyamakan kontribusi negara kepada IMF dengan koperasi. Dana yang dibutuhkan untuk koperasi adalah Rp. Jika 100, 10 anggota yang ada akan menerima Rp. Anda perlu menyetor 10.

Oleh karena itu, semua anggota memiliki hak Fikrirasy.ID yang sama dan kemampuan yang sama untuk meminjam Rp10 dari koperasi. Namun yang terjadi sekarang adalah negara-negara besar memiliki hak Fikrirasy.ID yang lebih besar dengan menyetorkan lebih banyak donasi ke IMF.

Budi mengatakan, isu tersebut sudah menjadi komoditas lama yang kerap dibahas dalam pertemuan nasional G20. Namun, seringkali berakhir dengan jalan buntu tanpa menemui titik terang.

Kebuntuan terjadi ketika negara berkembang ingin menambah kuota suaranya, namun negara maju tidak bergeming karena harus mengorbankan posisinya dan membaginya menjadi negara berkembang.

Oleh karena itu, dinilai penting untuk membahas kembali masalah ini agar sistem voting IMF lebih sesuai dengan situasi ekonomi global saat ini pada pertemuan tahunan di Bali.

“Ada permintaan untuk menambah kuota, tapi kenaikan itu merupakan permintaan untuk membagi kuota menjadi ukuran yang representatif dari ekonomi,” katanya.

Mata uang digital juga menjadi agenda utama G20. “Yang juga akan dibahas nanti ada hubungannya dengan mata uang digital bank sentral, yang juga sedang dibahas dalam topik prioritas kita,” kata Budi.

Aspek mata uang digital atau sentral bank mata uang digital (CBDC) adalah pengaruhnya terhadap makroekonomi dan kebijakan moneter. Kemudian, faktor-faktor yang bertanggung jawab atas penerbitan mata uang digital juga menjadi diskusi penting.

(Tempura/Ag)




Terimakasih Ya sudah membaca artikel Indonesia usulkan implementasi sistem pajak gender di G20

Dari Situs Fikrirasy ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *