Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

9.000 anak Jakarta kehilangan orang tua.

Fikrirasy.ID – Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan menegaskan partai politiknya telah menyampaikan data dan fakta di lapangan, menampik anggapan bahwa pihaknya tidak pernah membesar-besarkan data kematian akibat pandemi COVID-19.

Ia mengatakan, isu pembesar-besaran data kematian merebak di masa-masa awal pandemi ketika pemerintah daerah DKI Jakarta menyampaikan bahwa ada lonjakan signifikan layanan pemakaman di taman kota dan layanan kehutanan antara Februari hingga Mei 2020.

“Saat itu ada pepatah yang mengatakan bahwa Jakarta dibesar-besarkan, dilebih-lebihkan, dan menakutkan. Sekarang kita memasuki tahun kedua, tidak ada yang perlu ditakutkan. Memang benar ada masalah besar yang mengancam kota kita, ” dia berkata. Anies, Minggu (13/2/2022) di acara YouTube pribadinya.

Anies menjelaskan, tidak ada data kematian yang tercover dan pihaknya mencatat data lengkap.

Baca juga:
Paling Populer: Bahaya Suntik Pemutih Murah Hingga Pasien Covid-19 Lama Berakhir

Bahkan, menurut Anise, pelayanan pemakaman yang dilakukan Dinas Kehutanan Taman Kota DKI melonjak sejak Februari 2020, kemudian mulai melonjak sejak Maret, dengan tertinggi April 2020 dan tertinggi Mei 2020.

“Kami menyampaikan fakta apa adanya dan tidak pernah menyembunyikan data kematian. Kami laporkan antara yang sudah dites agar COVID-19 bisa dinyatakan dengan yang sudah terdiagnosis COVID-19 tapi belum memiliki laboratorium. Kami Catat semuanya dan miliki data lengkap untuk layanan,” ujarnya.

Anise menyadari banyak anak-anak di Jakarta yang yatim piatu, karena jumlah kematian akibat COVID-19 yang meroket.

Anis menambahkan, pihaknya langsung menggelar rapat khusus membahas dukungan bagi anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat COVID-19.

Dia mengatakan pertemuan tersebut mengakibatkan lebih dari 13.000 kematian dan 9.000 anak yatim piatu atau yatim piatu di Jakarta.

Baca Juga:  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tol Becakayu bisa beroperasi pada 2022

Baca juga:
ekspansi! Tagihan rumah sakit ke negara mencapai $25 IDR

“Kalau dulu kita tidak mempublikasikan data ini, kita tidak akan tahu berapa banyak anak yang ditinggalkan orang tua karena COVID-19,” katanya.



Terimakasih Ya sudah membaca artikel 9.000 anak Jakarta kehilangan orang tua.

Dari Situs Fikrirasy ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *