Soal konversi, PLN mengaku oversupply. Siapa yang membayar?

Jakarta, CNBC Indonesia – PT PLN (Persero) masih kelebihan listrik atau kelebihan pasokan pada pembangkit listrik yang ada. PLN juga khawatir pembangkit baru akan bertambah dalam beberapa tahun ke depan.

Wajar, di tengah penurunan kebutuhan listrik, pembangunan pembangkit listrik terus mengalami pertumbuhan pada proyek-proyek baru seperti megaproyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) dan proyek EBT sebagai bagian dari transisi energi. Target Netral Karbon 2060.

Pada acara A Green Horizon, Toward A High Growth And Low Carbon Economy yang diselenggarakan oleh Bank Dunia, PLN menanyakan tantangan transisi energi. Apa jawabannya?

Wakil Presiden, perencanaan sistem tenaga Edwin Nugraha Putra dari PLN mengatakan pihaknya akan melihat dari kedua sisi terkait transisi energi.

Artinya dalam 10 atau 40 tahun ke depan untuk mengejar netralitas karbon, PLN akan dikalahkan oleh pembangkit berbahan bakar fosil, kata Edwin.

Pada Kamis, 16 Desember 2021, Edwin menggambarkannya sebagai “khususnya dalam program PLTU 35 GW dan gas bumi yang berlangsung selama enam tahun ke depan.”

Sementara itu, ketika ditanya tentang inovasi dan reformasi teknologi, Edwin menjawab bahwa ada banyak tekanan pada PLN karena Indonesia saat ini menggunakan 60% pembangkit listrik tenaga batu bara untuk pasokan listrik.

Pembangkit listrik tenaga batubara saat ini memiliki kapasitas 35 GW dan akan terus meningkat menjadi 44 GW pada tahun 2030. “Pembangkit listrik ini akan ada selama 20 hingga 30 tahun ke depan. Kami berharap ada dukungan keuangan untuk PLN ketika batu bara tidak lagi digunakan,” katanya.

Sementara itu, PLN selain berbicara tentang kelebihan pasokan, terus mendukung upaya pemerintah untuk mengejar bauran energi yang netral karbon dan terbarukan hingga 25% pada tahun 2025.

Baca Juga:  Aturan baru masuk ke Jakarta saat PPKM Level 2 dan Nataru

Sesuai target, pada 2035 pihaknya akan memangkas pembangkit listrik tenaga batu bara. RUPTL juga akan mulai menggunakan: peluncuran simultan batubara dan biomassa.

“Kami memadukan satu PLTU yang tidak hanya membakar batu bara tetapi memadukan 75% biomassa. Sumber energi batubara 25%. dengan peluncuran simultan Dari biomassa kita bisa mencapai 2-3% dari bauran energi,” ujarnya.

PLN juga berencana mengganti pembangkit listrik tenaga diesel di daerah terpencil dengan tenaga surya dan baterai. Karena lebih irit dari harga solar yang mahal atau sekitar 25~30 dolar sen per kWh.

“Jadi masyarakat terpencil akan mendapatkan energi hijau dengan biaya lebih rendah dan akan mengadopsi energi terbarukan untuk pembangkit listrik pada tahun 2022,” katanya.

[Gambas:Video CNBC]

(Halaman/Halaman)


Terimakasih Ya sudah membaca artikel Soal konversi, PLN mengaku oversupply. Siapa yang membayar?

Dari Situs Fikrirasy ID