Olahraga Kualifikasi Kompetitif

Indonesia tetap bermartabat. Menjembatani Final kedua Piala AFF 2020 baru saja berakhir, mengalahkan Thailand 2-2. penampilan jauh lebih baik daripada Menjembatani I. Ini adalah aspek optimistis dari masa depan sepakbola Indonesia. predikat Pemenang kedua Tentu saja, itu bukan cerita yang buruk.

Setiap prestasi harus menjadi pelajaran berharga yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam mewujudkan kejayaan ‘merah putih’ yang lebih dikembangkan melalui olahraga. Tentunya bukan hanya sepak bola saja yang perlu dikembangkan keunggulannya, tetapi juga bidang dan olahraga lain dari berbagai dimensi. Saya punya satu pertanyaan mendasar terkait dengan masalah ini. Dengan kata lain, ini adalah cara untuk mewujudkan daya saing olahraga sepenuhnya.

Syukurlah, negara Indonesia yang tutup tahun 2021 dan bergerak ke 2022 ini memiliki Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Hebat dalam Olahraga Nasional (DBON). Sebuah kebijakan baru menyebar ke seluruh negeri.

Perpres tersebut dicirikan dengan mewujudkan daya saing penuh sebagai bukti keseriusan pemerintah membangun ekosistem dan tata kelola olahraga yang lebih baik di masa depan.

DBON memiliki tujuan olahraga utama. Tujuannya, pertama, untuk mempromosikan budaya olahraga di masyarakat. Kedua, kompetensi, sinergi, dan produktivitas olahraga prestasi nasional menuju tingkat dunia. Ketiga, peningkatan perekonomian nasional berbasis olahraga.

Seperti senjata Trident, DBON memiliki tiga barisan depan, masing-masing menghadap ke sudut, tetapi semuanya menghadap ke depan secara kompak, sinergis, dan komprehensif.

Sinergi antara DBON dan SDI

Dari akhir tahun 2021 hingga 2022, pemerintah juga mengumumkan hasil analisis data nasional melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga. Indeks Pengembangan Olahraga (SDI). Sosialisasi dan sosialisasi juga dilakukan dengan mengundang lintas kementerian/lembaga (K/L) dan unsur birokrasi terkait dari perwakilan 34 provinsi di seluruh Indonesia.

SDI mengukur indeks pembangunan olahraga berdasarkan standar kelengkapan daya saing olahraga. SDI mengukur modalitas inti dari keunggulan kompetitif pleno olahraga, yang menggabungkan peran sinergis elemen birokrat, akademisi, pengusaha, komunitas dan media.

Pertama, mencakup dimensi penuh yang memasukkan partisipasi sebagai prasyarat tindakan. Kedua, kami menggunakan sumber daya manusia sebagai kekuatan pendorong kami. Ketiga, kekuatan fisik sebagai aset dasar non-materi. Keempat, ruang terbuka sebagai ukuran kompetensi ruang angkasa Olahraga.

Selain itu, modal sosial dan lima literasi fisik/nilai. Keenam, pengembangan pribadi sebagai ukuran modal psikologis publik. Ketujuh, kinerja sebagai modal Yang ada Potensi atlet untuk berprestasi, meliputi prestasi, dan bakat. Kedelapan, kesehatan sebagai modal sahnya kegiatan umum. Kesembilan, ekonomi sebagai tolok ukur kemakmuran yang berbasis olahraga.

Kontribusi SDI terhadap kinerja terukur DBON terlihat dalam tiga hal. Pertama, bertujuan untuk mempromosikan budaya olahraga di masyarakat. SDI memiliki banyak dimensi, dan indeksnya terkadang merupakan ukuran akurat dari budaya olahraga masyarakat. Indikator yang paling dapat diandalkan untuk mengukur budaya olahraga adalah indeks partisipasi, indeks kebugaran jasmani, dan indeks literasi tubuh.

Kedua, kompetensi, sinergi, dan produktivitas olahraga nasional menjadi perhatian khusus DBON. SDI memberikan ruang bagi seluruh daerah untuk berperan dalam mengukur indikator kinerja. Indeks ini mengacu pada kinerja olahraga antarprovinsi dan juga diperhitungkan oleh ukuran jumlah pemain yang dikerahkan.

Baca Juga:  Megawati mengaku skeptis kepada Ketua Komite Pengarah BRIN

Ketiga, peningkatan ekonomi berbasis olahraga efek pengganda menjaga peristiwa hanya olahraga. SDI mengukur pengeluaran tahunan untuk barang dan jasa olahraga. Indeks ekonomi berdasarkan pengeluaran untuk barang dan jasa olahraga yang dibentuk oleh partisipasi olahraga, pembiasaan, atau budaya olahraga yang membangkitkan keinginan, keinginan, dan minat yang lebih ‘alami’ sebagai perilaku sosial yang alami untuk kegiatan ekonomi.

Percepatan SDI untuk DBON

DBON sebagai kebijakan jangka panjang membutuhkan kecepatan gerak yang semakin meningkat. Fungsi akselerator benar-benar kita butuhkan dalam situasi kita saat ini. titik masuk Performa sebenarnya masih sangat rendah.

Misalnya, angka partisipasi olahraga ideal yang harus dicapai pada tahun 2045 adalah 70-80%. Padahal, menurut hasil survei SDI tahun 2021, tingkat partisipasi warga negara Indonesia masih berkisar 32%. SDI bertindak sebagai akselerator. Pertama, mempercepat pencapaian tujuan DBON masa hidup. Jika DBON merupakan rencana jangka panjang, perlu dipahami bahwa pencapaian tujuan akan berupa siklus dan siklus ‘pertumbuhan dan perkembangan’ menuju ‘puncak kedewasaan’. ‘Habitat’ penting dan faktor lingkungan yang tepat berkontribusi pada percepatan. SDI tidak hanya membantu dalam evaluasi, tetapi juga mempercepat evaluasi.

Kedua, berfungsi sebagai katalis untuk penciptaan ekosistem olahraga yang lebih komprehensif. Ini berarti perlunya penerapan ekosistem olahraga yang lebih baik untuk terus berlanjut dengan kecepatan dan akurasi yang konstan. Fungsi katalis diperlukan untuk membantu proses reaksi menuju ekosistem yang lebih baik berlangsung lebih cepat. SDI lebih cepat mengintegrasikan pilar ekosistem: olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga pendidikan.

Ketiga, SDI memetakan modal investasi berupa sumber daya material (aset berwujud) dan bukan zat (aset tidak berwujud) Olahraga yang sempurna. Infrastruktur olahraga SDI diwakili oleh Sports Plaza Index. Dimensi lainnya adalah dimensi ekonomi olahraga (belanja barang dan jasa) dan sumber daya manusia olahraga. aset berwujud. Dimensi SDI lainnya cenderung dievaluasi sebagai berikut: aset tidak berwujud.

Keempat, sesuaikan peran sinergis pemangku kepentingan pusat dan daerah. Hubungan sinergis antara pusat dan daerah sangat penting untuk menyukseskan proses implementasi DBON. Berkaitan dengan hal tersebut, sinergi dapat dicapai meskipun pengukuran SDI dilakukan secara bersamaan sebagai kegiatan rutin setiap tahun.

Rasa persatuan antara pusat dan daerah serta antar daerah menjadi kata kunci dari semangat sinergi. Situasi ini memiliki makna sebagai modal yang mengatur peran terbaik yang dapat disumbangkan setiap daerah.

Terakhir, berbicara tentang 14 olahraga prioritas DBON, sepak bola tidak termasuk.

Ini tidak berarti bahwa negara-negara tidak ada dalam sepakbola. Sepak bola diatur tersendiri dalam Peraturan Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pemajuan Pembangunan Sepak Bola Nasional. Apa hubungannya dengan DBON? Keberhasilan pencapaian tujuan DBON juga menjadi ‘prasyarat’ agar arahan presiden tentang percepatan pembangunan sepak bola menjadi optimal. Tujuannya adalah untuk mewujudkan daya saing olahraga yang utuh, yaitu pembangkit tenaga olahraga dan bangsa yang makmur dalam olahraga.




Terimakasih Ya sudah membaca artikel Olahraga Kualifikasi Kompetitif

Dari Situs Fikrirasy ID