Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Mendag: Kerja sama antar negara adalah kunci untuk mengatasi masalah perdagangan.

Sudah waktunya bagi negara dan negara untuk bekerja sama. Kami berharap dapat menciptakan perdagangan yang adil dan perdagangan yang menguntungkan bagi semua.

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan kerja sama lintas batas menjadi kunci untuk menjawab tantangan perdagangan dunia ke depan.

Hal tersebut disampaikan Mendag Rudfi dalam sambutannya pada Standard Chartered Global Research Briefing H1 2022 yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu, 1 Desember (12).

“Sekarang saatnya bagi negara-negara untuk bekerja sama. “Kami berharap dapat menciptakan perdagangan yang adil dan perdagangan yang menguntungkan bagi semua,” kata Mendag dalam keterangannya yang dirilis di Jakarta, Rabu.

Mendag menyampaikan bahwa pada tahun 2022, dunia akan menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut adalah pergeseran nilai logistik, krisis energi, dan pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.

Dalam hal logistik, perdagangan akan sulit dipertahankan pada 2022 kecuali penyumbatan di banyak pelabuhan dunia diselesaikan. Krisis energi menjadi ancaman bagi perekonomian jika harga masih tinggi seperti sekarang ini.

“Indonesia akan membawa tiga masalah ini ke G20 dan ke sistem perdagangan multilateral. Saya harap kita bisa mengatasi ketiga masalah ini dan terus berdagang. Perdagangan menjadi motor penggerak pertumbuhan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global, karena kita tidak bisa lakukan sendiri, memungkinkan,” kata Mendag.

Dalam paparannya, Mendag menyampaikan bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun rekor bagi perdagangan Indonesia. Selama periode Januari-November 2021, ekspor Indonesia mencapai $209,16 miliar, meningkat 42,62% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

“Indonesia juga mencatat surplus $34,32 miliar selama periode ini. Pertumbuhan perdagangan tahun ini sangat kuat. Jika kondisi ini konsisten, surplus Indonesia akan mencapai $36-37 miliar pada 2021, lebih tinggi dari tahun 2011. Malu,” kata menteri perdagangan.

Dia mengatakan ekspor nonmigas terbesar Indonesia adalah batu bara, disusul minyak sawit (CPO), produk besi dan baja. Khususnya, dalam kasus baja, tercatat sebesar $18,62 miliar dari Januari hingga November 2021, meningkat 92,83% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020.

Baca Juga:  88,76 juta orang menerima dosis kedua vaksin COVID-19.

“Batubara dan CPO tumbuh dengan baik, tetapi baja dan baja juga tumbuh dengan baik, sehingga diversifikasi ekspor lebih baik. Elektronik juga tumbuh cukup baik untuk menempati tempat keempat. Tapi yang terpenting, sektor otomotif juga tumbuh bersama, dan kami berharap tahun ini bisa lebih berkembang lagi menjadi salah satu sektor terpenting di Indonesia,” jelas Mendag.

Mendag juga menyampaikan bahwa produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini mencapai Rp 16.032 triliun, dengan sekitar 4% atau Rp 632 triliun berasal dari ekonomi digital.

Pada tahun 2030, PDB diperkirakan akan tumbuh menjadi sekitar Rp 28.000 triliun dan ekonomi digital diperkirakan akan tumbuh lebih dari 8 kali lipat menjadi Rp 4.531 triliun.

Pertumbuhan ekonomi digital terbesar berasal dari sekitar Rp 1.908 triliun atau sekitar 34% dari e-commerce. Sektor bisnis akan menyumbang seperempat dari ekonomi digital Indonesia.

Mendag menambahkan, pada 2030 ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai $232 miliar. Artinya, ekonomi digital Indonesia 6 kali lebih besar dari Malaysia, 7 kali lebih besar dari Filipina, 8 kali lebih besar dari Singapura dan lebih dari 4 kali lebih besar dari Vietnam.

Mendag menyimpulkan, “Jika Indonesia bisa mengikuti perkembangan Malaysia, ekonomi digital Indonesia bisa mencapai US$417 miliar, menjadikan Indonesia negara paling menguntungkan di Asia Tenggara untuk ekonomi digital.”

BACA JUGA: WTO: Perdagangan Barang Melambat Karena Masalah Pasokan dan Permintaan
Read More: Pasar Besar, Indonesia Jadi Kiblat Industri Fashion Islami Dunia.
Selengkapnya: Kemenko Maritim: 40% perdagangan dunia melewati Indonesia.

Reporter: Sela Panduarsa Garetta
Editor: Biqwanto Situmorang
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Terimakasih Ya sudah membaca artikel Mendag: Kerja sama antar negara adalah kunci untuk mengatasi masalah perdagangan.

Dari Situs Fikrirasy ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *