UGM dan Tristem Meneliti dan Mengembangkan Sel Punca untuk Penggunaan Medis

Fikrirasy.ID.CO, Yogyakarta – Universitas Gajamada (UGM) Yogyakarta bersama PT Tristem Medika Indonesia mengembangkan penelitian sel punca atau lebih dikenal sel punca untuk pemulihan kesehatan dan pengobatan berbagai penyakit.

Direktur PT Tristem Medika Indonesia, Indra Bachtiar menandatangani Nota Kesepahaman dengan Presiden UGM Panut Mulyono dengan pembukaan Forum Riset Industri UGM pada Kamis, 25 November 2021.

“Saya berharap kerjasama dengan UGM akan menghasilkan banyak hasil penelitian. Sel Induk Indra diuji klinis pada pasien dalam keterangan tertulis pada Jumat, 26 November 2021 di Yogyakarta.

Menurutnya, terapi berbasis sel punca semakin maju dan maju pesat di negara maju, dan juga telah digunakan sebagai imunomodulator dan agen anti inflamasi untuk mengatasi badai sitokin saat terpapar COVID-19.

Dia mengatakan bahwa pengobatan dengan sel punca dapat memperbaiki keadaan lingkungan mikro jaringan paru-paru serta memperbaiki organ lain yang rusak.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan selama ini, pasien pneumonia COVID-19 yang mendapat pengobatan sel punca memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak mendapat pengobatan sel punca, dan tingkat pemulihan dari perawatan unit perawatan intensif juga lebih cepat.

Namun, menurut Indra, penelitian sel punca di beberapa perguruan tinggi di Indonesia masih sebatas penelitian dasar dan belum mengarah pada penelitian terapan.

Diharapkan produk sel punca dalam negeri akan semakin berkembang dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar apabila terjalin kerjasama antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah.

“Karena hampir 95% bahan bakunya masih diimpor, kami ingin sel punca dari produk dalam negeri agar bisa mengurangi ketergantungan kita. Ini dilematis, dan menjadi tantangan bagi kita bagaimana negara ini bisa mandiri dengan yang baru. obat-obatan, terutama sel punca, di masa depan.” Katanya.

Bahan baku sel punca yang digunakan tidak hanya sel sumsum tulang, tetapi juga darah tepi dan lemak dari tali pusat.

Baca Juga:  Otomatis sulit ditangkap. RRQ Albert berbagi tips memainkan Hero Ling.

Dari ketiga sumber tersebut, tali pusat diakui sebagai yang terbaik karena sel-selnya lebih muda dibandingkan dengan lemak, di mana sebagian besar selnya menua. “Sebenarnya kita ingin sel punca yang masih muda,” kata Indra.

Ia menjelaskan, sel punca dapat memperbaiki sel atau jaringan yang rusak, membran lutut yang terkena tulang keropos, dan meningkatkan fungsi pankreas untuk memproduksi insulin atau mengubah gula menjadi energi.

Sedangkan pada penyakit jantung, terapi sel punca berpotensi mengurangi penyumbatan dengan meningkatkan jumlah pembuluh darah.

Dalam kasus stroke, sel punca lebih fokus pada peningkatan kinerja motorik tanpa mengarah pada perbaikan keseluruhan saraf yang rusak.

Ia mengatakan, “Pada kasus stroke, sel punca belum mencapai tingkat itu, tetapi setidaknya saraf motorik diperbaiki dan saraf tidak dipulihkan,” katanya.

Saat ini, mahalnya biaya pengobatan sel punca menjadi batu sandungan, sehingga dokter masih jarang menggunakannya di rumah sakit.

Dia mencontohkan satu tali pusar seorang ibu sepanjang 60 sentimeter yang melahirkan 40 triliun sel punca yang dapat digunakan oleh ratusan juta orang.

Ini karena terapi intravena sel punca sekali pakai yang dikontrol per 1 kg berat badan. “Dosis untuk satu kali suntikan adalah satu juta sel punca per kilogram berat badan. Setidaknya 70-80% dari total sel punca yang disuntikkan harus hidup,” kata Indra.

di antara

Baca:
UGM membangun fasilitas seni dan teknologi mikroalga untuk mengurangi emisi CO2

selalu memperbarui memperbarui. mendengarkan berita terkini berita terpilih dari Fikrirasy.ID.co Di saluran Telegram kami “Pembaruan Fikrirasy.ID.co”. klik https://t.me/tempodotcoupdate Ikuti. perlu kamu lakukaninstalasi Pertama, aplikasi Telegram.



Terimakasih Ya sudah membaca artikel UGM dan Tristem Meneliti dan Mengembangkan Sel Punca untuk Penggunaan Medis

Dari Situs Fikrirasy ID