5 Fakta Menarik Tentang Budaya Belanja Supermarket Korea yang Berbeda dengan Indonesia

5 Fakta Menarik Tentang Budaya Belanja Supermarket Korea yang Berbeda dengan Indonesia

fikrirasy.id – 5 Fakta Menarik Tentang Budaya Belanja Supermarket Korea yang Berbeda dengan Indonesia. Belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket atau pasar terkadang menjadi cara untuk menghilangkan stress. Berbelanja di supermarket juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan mental dan fisik, seperti membuat tubuh aktif bergerak, karena saat berbelanja kita merasakan suasana baru dan melihat hal-hal yang kita sukai dapat menghilangkan rasa lelah.

Saat ini berbagai jajanan khas Korea Selatan dapat ditemukan dengan mudah di supermarket-supermarket di Indonesia. Selain supermarket lokal, produk makanan dan minuman asal negeri ginseng ini tentunya tersedia di berbagai supermarket Korea di kota-kota besar.

Berbelanja di supermarket merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari, namun aktivitas ini dapat berbeda-beda di setiap negara. Termasuk ketika Anda berbelanja kebutuhan sehari-hari di supermarket di Indonesia dan di Korea.

Ingin tahu perbedaannya? merangkum 5 fakta menarik mengenai perbedaan budaya berbelanja di supermarket di Korea dan di Indonesia.

Perbedaan budaya berbelanja di supermarket di Korea dan di Indonesia

1. Mayoritas pekerja berasal dari kelompok lanjut usia

Umumnya kami dibantu oleh karyawan muda saat berbelanja di sini. Namun saat kita berlibur ke Korea, para pekerja lanjut usia, terutama para ibu-ibu atau sering disebut ajummas, akan lebih sering kita jumpai di supermarket. Mereka terbiasa bekerja cekatan mengangkat barang atau menata rak di supermarket.

Hal ini dikarenakan banyak anak muda di Korea Selatan yang lebih memilih untuk mempersiapkan diri menjadi pegawai kantoran atau profesional di bidangnya. Berbeda dengan di Indonesia, lowongan karyawan supermarket biasanya dibuka untuk kalangan muda atau fresh graduate dengan batasan usia di bawah 25-30 tahun.

2. Kasir bergerak sangat cepat

Supermarket di Korea memiliki karakter pegawai yang bekerja serba cepat, terutama kasir. Hal ini membuat konsumen juga harus bergerak cepat saat berada di meja kasir.

Ini adalah karakteristik dari banyak supermarket di Korea. Mulai dari pemindaian barang hingga menghitungnya satu per satu, semuanya dilakukan dengan cepat oleh kasir. Selain dilakukan dalam waktu singkat, kasir juga melakukannya dengan akurat.

Baca Juga:  Cara Bertahan Lama Bahkan dalam Hubungan Jarak Jauh (LDR)

3. Penggunaan mesin kasir self-checkout

Perkembangan teknologi dan biaya tenaga kerja yang tinggi telah membuat mesin kasir self-checkout umum di supermarket di Korea. Saat menggunakan mesin ini, pelanggan sendiri yang memindai barcode dan memasukkan barang ke dalam tas belanja.

Jika ada barang yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, ada penyelia yang akan membantu Anda. Karyawan ini juga akan mengawasi barang-barang yang memerlukan pemeriksaan, seperti barang-barang yang tidak boleh dibeli oleh anak di bawah umur (alkohol, rokok, dan lainnya).

Cara ini menggantikan peran karyawan sebagai kasir, melainkan konsumen harus melakukan proses pemindaian barang belanjaan secara mandiri di meja kasir dengan mesin yang tersedia.

4. Pelanggan memasukkan barang belanjaannya sendiri

Di Indonesia, kasir masih membantu kita memasukkan belanjaan ke dalam tas. Sementara di Korea, Anda harus memasukkan belanjaan berbayar ke dalam tas sendiri. Proses ini juga harus dilakukan dengan cepat, agar tidak menghambat antrean pelanggan berikutnya.

Saat berada di kasir, Anda harus sudah menyiapkan tas belanja, kartu/alat pembayaran, dan memindahkan barang belanjaan dari keranjang ke mesin conveyor belt di meja kasir, lalu segera memasukkannya ke dalam tas. Jika Anda lambat memasukkan belanjaan Anda. Biasanya kasir dan orang yang berada di antrian belakang akan memperlihatkan ekspresi wajah atau gerak tubuh yang kesal.

5. Metode pembayaran mayoritas adalah tanpa uang tunai

Saat ingin membayar belanjaan, kita perlu segera menyiapkan kartu kredit atau metode pembayaran cashless lainnya karena kasir bekerja dengan cepat. Sebagian besar pembayaran di Korea saat ini menggunakan uang tunai dan menurut Appa Jay, di supermarket besar proporsi penggunaan uang tunai hanya sekitar 6%. Ini sangat kontras dengan pasar tradisional di Korea Selatan, di mana 90 persen pembayaran dilakukan secara tunai.

Apakah Anda tertarik merasakan pengalaman belanja supermarket di Korea? Untuk mengetahui berbagai cerita menarik tentang kehidupan di Korea