Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Meningkatnya permintaan kopi global, program desa devisa memasuki pasar global

Javaforce.com – Permintaan kopi dunia berangsur-angsur meningkat setelah mengalami penurunan selama hampir dua tahun akibat dampak pandemi global. Pembatasan transportasi dan arus masuk barang antar negara mengganggu rantai pasokan logistik. Kelangkaan peti kemas juga menyebabkan biaya logistik melonjak berkali-kali lipat. Rintangan tersebut menyebabkan penurunan perdagangan kopi, terutama di jalur pasar ekspor global.

Direktur Bisnis Otoritas Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) (LPEI) Maqin U. Norhadi II mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan sejak tahun lalu dengan mendorong pengembangan bisnis kopi untuk mendorong ekspor dalam negeri. Salah satunya dengan mengimplementasikan program Kampung Devisa Saja Kopi yang dimulai di Kabupaten Subang pada Juli 2021.

Menurut dia, Indonesia, produsen kopi terbesar keempat dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia, juga terkena imbas dari situasi ini. Namun, hampir semua badan usaha kopi telah menutup usahanya dan belum beralih ke usaha komoditas lainnya.

“Ini menunjukkan penurunan bisnis kopi murni akibat pandemi dan gangguan rantai pasok, bukan penurunan permintaan pasar,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fikrirasy.ID, Senin (10/1).

Memasuki tahun 2021, Maqin menjelaskan bahwa permintaan kopi global menunjukkan tren yang menggembirakan. Rebound ekspor kopi Indonesia ditopang oleh kenaikan harga kopi dunia. Laju pertumbuhan harga Kopi masih negatif sebesar -1,9% untuk periode kumulatif Januari-Oktober 2021, namun relatif membaik dari minus 6,9% pada tahun 2020. Jenis kopi unroasted menyumbang pangsa ekspor terbesar (98,51%), dan nilai ekspornya pada tahun 2020 meningkat 7,22% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta LPEI untuk lebih kreatif dan inovatif agar Indonesia bisa memanfaatkan momentum pemulihan ekonominya. Hal ini karena Indonesia menghadapi lingkungan global yang bergerak sangat cepat.

Baca Juga:  Alasan mengapa alokasi anggaran untuk modal negara tidak jelas dalam APBN 2022 adalah sebagai berikut:

Editor: Mohammad Noor Ashkin

Reporter: Romeis Vinekasri



Terimakasih Ya sudah membaca artikel Meningkatnya permintaan kopi global, program desa devisa memasuki pasar global

Dari Situs Fikrirasy ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *