Presiden Jokowi telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Gugus Tugas Rencana Induk Pengelolaan Talenta Nasional (MTN) Tahun 2022-2045. Gugus tugas ini bertugas mengoordinasikan perumusan dan penyusunan Master Plan MTN 2022-2045 untuk tiga bidang talenta: Riset dan Inovasi, Seni Budaya dan Olahraga.
MTN adalah sarana untuk membina orang-orang berbakat karena tidak mudah membina orang baik menjadi orang baik. Menurut data Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas-2019) Kemendikbud-Ristek, hanya 244 (0,01%) dari 52 juta milenial yang layak mengikuti berbagai ajang talent/prestasi di Depdiknas mencapai top performance. tingkat internasional.
Statistik ini menunjukkan bahwa MTN harus menjadi alat untuk memastikan bahwa semua benih bakat menerima pembinaan yang baik, terprogram dan terstruktur. MTN mempromosikan dan meningkatkan kesempatan bagi talenta muda untuk bersaing meraih prestasi internasional.
tantangan besar
MTN di bidang riset dan inovasi masih kurang terkelola dengan baik. Padahal, dibutuhkan kemauan dan ketekunan yang kuat untuk menekuni topik penelitian selama puluhan tahun untuk memenangkan hadiah internasional seperti Hadiah Nobel.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam pengembangan bakat inovasi penelitian. Pertama, tenaga iptek (instruktur, peneliti, insinyur) Indonesia masih terbatas. Pada tahun 2020, hanya akan ada 1137 personel ilmiah dan teknologi per 1 juta orang. Korea dan Jepang memiliki 7.980 dan 5.331 tenaga ilmiah dan teknologi per 1 juta orang, jauh lebih sedikit dari Korea dan Jepang (Statnano.com, 2018). Dari segi kualitas, masih ada 14,56% orang yang berkualifikasi S-3, sehingga perlu ditingkatkan.
Kedua, karena kita belum memiliki database talent yang bagus. Kolam Bakat Dan pencapaian bakat tidak dapat dilacak untuk dokumentasi dan analisis. Padahal, Indonesia memiliki jumlah ilmuwan dan peneliti berprestasi yang relatif banyak di berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Ketiga, belum adanya strategi pengembangan talenta yang terintegrasi dan berkelanjutan. Ajang prestasi dan adu bakat yang diadakan di satuan pendidikan tidak ditindaklanjuti di tingkat pendidikan tinggi maupun profesional. Pencapaian tujuan jangka panjang memerlukan intervensi pengembangan bakat yang sinergis antar pemangku kepentingan.
Keempat, pendanaan untuk program pembinaan dan pengembangan bakat yang berkelanjutan masih terbatas. Kami membutuhkan pendanaan untuk pengembangan bakat berkelanjutan baik dari pemerintah maupun sektor swasta, terlepas dari siklus anggaran tahunan Januari-Desember.
Kelima, fasilitas riset-inovasi yang masih terbatas membuat mereka tidak menarik bagi talenta top dunia, termasuk diaspora Indonesia. Selain remunerasi, ketersediaan fasilitas riset dan inovasi menjadi alasan utama diaspora Indonesia lebih memilih tinggal di luar negeri.
kerangka kerja makro
Kerangka MTN Riset-Inovasi dimulai dengan memetakan kebutuhan dan ketersediaan talenta. Strategi manajemen talenta diikuti yang mencakup identifikasi dan akuisisi, pembinaan dan fasilitasi, kapitalisasi talenta, dan keberlanjutan. Pemetaan kebutuhan talenta dilakukan berdasarkan visi keunggulan SDM ke depan. Ketersediaan talenta dipetakan secara terintegrasi dalam Basis Data Talenta Nasional.
Identifikasi talenta dilakukan untuk mengidentifikasi benih talenta, talenta potensial, dan talenta nyata yang dapat diikutsertakan dalam MTN. Mengamankan talenta untuk menarik talenta terbaik untuk bergabung dengan MTN. Hal ini dicapai dengan membangun ekosistem MTN yang mencakup lingkungan yang mendukung, regulasi dan insentif yang menarik.
Pembinaan dan fasilitasi talent dilakukan untuk mengembangkan potensi talent secara intensif, sistematis dan berkelanjutan. Pembinaan dan fasilitasi khusus untuk disiplin ilmu dan kelompok.
Kapitalisasi talenta dilakukan untuk mendayagunakan talenta nasional untuk kebaikan negara. Talenta ditempatkan sesuai dengan bidang keunggulannya masing-masing dan didorong untuk bersaing secara internasional.
Keberlanjutan talenta adalah untuk menjamin kesejahteraan talenta bangsa setelah mencapai prestasi atau melewati masa produksi. Pensiunan talenta nasional diberdayakan untuk mengelola pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melahirkan talenta baru.
Prioritas Penelitian
Kita perlu menetapkan fokus kebijakan untuk memelihara bakat penelitian dan inovasi sehingga apa yang kita lakukan membuahkan hasil. Misalnya, Masterplan Riset Nasional 2017-2045 memiliki delapan fokus bidang penelitian: Pangan, Energi, Kesehatan, Transportasi, Produk Rekayasa, Pertahanan dan Keamanan, Kelautan, dan Sosial Humaniora. Padahal, jika Anda ingin fokus mengejar Hadiah Nobel, Anda perlu fokus pada penelitian dasar. Hal ini terutama berlaku di bidang kedokteran, kimia, dan fisika, sebagaimana dicatat dalam beberapa studi sains pemenang Hadiah Nobel.
Selain itu, kekuatan ilmuwan Indonesia di bidang sains harus diperhitungkan dalam menentukan bidang prioritas. Menurut data dari Scimago Journal Ranking (2021), publikasi ilmuwan Indonesia terbanyak adalah di bidang teknik, fisika dan astronomi, ilmu lingkungan, dan ilmu komputer. Namun, bidang studi apa pun yang Anda pilih harus difokuskan dan didukung oleh komitmen penuh terhadap kebijakan dan penganggaran. Selain penelitian dasar, beberapa penelitian terapan masih diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak untuk memenangkan penghargaan internasional.
menang cepat
Master Plan MTN berfungsi sebagai saluran untuk perencanaan dan implementasi jangka panjang. Namun, kami membutuhkan semacam hasil antara yang nyata (quick wins) karena kami percaya bahwa kinerja global pada tahun 2045 sangat mungkin untuk terwujud.
Setidaknya ada tiga hal penting yang harus dicapai Jokowi pada masa kepresidenan 2024. Pertama, database terintegrasi MTN untuk riset-inovasi yang mengintegrasikan data mahasiswa, pengajar, BOPTN Riset, publikasi ilmu Kemendiknas peserta kontes bakat Pendidikan dan Kebudayaan-Ristek data kegiatan riset, keilmuan dan tenaga teknis, BRIN (Ristek Nasional Agen).
Kedua, telah dibentuk mekanisme kelembagaan untuk menyelenggarakan MTN Riset-Inovasi sehingga program tersebut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan tanpa terpengaruh oleh siklus perencanaan-anggaran tahunan dan birokrasi pelaksanaan anggaran yang kompleks. Lembaga layanan publik berupa lembaga seperti Lembaga Pembiayaan Pendidikan (LPDP) dapat membantu karena terbukti mampu menyekolahkan anak-anak terbaik bangsa dan mendanai penelitian sepanjang tahun anggaran.
Ketiga, menetapkan kebijakan terobosan untuk membangun ekosistem MTN. Dari skema pembinaan inovatif seperti meningkatkan peraturan untuk menarik talenta terbaik, dan PhD oleh Research and Research Assistant, hingga memberikan remunerasi dan jaminan pensiun bagi talenta terbaik.
Mengingat potensi yang kaya ini dan betapa pentingnya mengelola orang-orang berbakat dalam riset-inovasi, sudah saatnya Indonesia membangun MTN untuk mencapai kinerja kelas dunia.
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Manajemen Bakat Riset dan Inovasi
Dari Situs Fikrirasy ID