Minggu lalu saya mengunjungi kios buku bekas di kawasan Margonda Depok, Jawa Barat. Pemiliknya adalah orang Batak. Lae, sebut saja namamu. (Jujur, saya bahkan tidak tahu nama aslinya). Hubungan kami tidak terbatas pada penjual dan pembeli, tetapi juga mitra diskusi. Pengetahuannya luas. Ia tidak hanya memahami isi buku, tetapi juga isu-isu terkini dari musik hingga politik.
Pada pertemuan kesepuluh, kali ini lebih intens. Mulai dari masalah putrinya yang lalai membaca, hingga kondisi warung makan yang semakin sepi pembeli. “bagaimana Tidak sepi, kampusnya tutup,” keluhnya dari balik mejanya. Aku hanya mengangguk, meluncur di antara tumpukan buku yang berdebu.
Percakapan kecil ini sering terjadi. Terkadang kita bisa menunda mengobrol sambil minum kopi. Jika Anda membeli buku dari Gramedia, apalagi Amazon, Anda tidak akan menemukannya. Selain ekonomis, hubungan pribadi ini membuat saya merasa seperti sedang mencari buku di rumah di kios semacam ini. Namun, keberadaan orang seperti Shirae juga akan menurun seiring dengan pesatnya perkembangan zaman. Pengecer besar, apalagi pedagang kecil, melompat ke era digital.
Adanya algoritma cerdas memudahkan produsen untuk menjangkau dan menarik konsumen turun ke alam bawah sadar. Dengan dukungan data, produsen tidak perlu diundang. mengobrol Tentu saja, menawarkan kopi kepada calon pembeli. Mereka bahkan bisa membaca dan mendikte selera kita melalui kebiasaan atau tindakan kita di dunia maya. Setelah mengklik atau membaca artikel tentang cara mengelola keuangan, Anda tidak perlu heran ponsel Anda dibanjiri iklan penawaran pinjaman.
Dari mobil hingga popok bayi, hal yang sama bisa berlaku untuk produk lain, tergantung apa yang kita pikirkan dan butuhkan saat itu. Kue kering, mengajukan Sedikit data yang digunakan situs web untuk menyimpan data kunjungan adalah salah satu faktor yang memungkinkan semua ini. di masa-masa data besar, sepertinya kita benar-benar hidup di bawah pengawasan ‘Kakak’ Seperti yang dijelaskan George Orwell dalam novelnya 1984. Semua tindakan kita sekarang selalu diawasi, terutama oleh pengiklan.
Selain hewan sosial, manusia adalah hewan ekonomi yang harus mengkonsumsi segala sesuatu mulai dari makanan hingga kesenangan. Dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, sekarang digunakan lebih dan lebih. Produsen kini berlomba-lomba memanfaatkannya. data besar Untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Adil dan legal. Sekarang tinggal seberapa bijak kita menyikapi semua itu.
konsumen sebenarnya data besar. Dengan begitu, Anda dapat dengan mudah membandingkan harga antara satu produsen dengan produsen lainnya untuk produk yang sama. Namun, jangan berpikir bahwa itu murah, dan Anda akan mengkonsumsi semuanya tanpa mengetahui nilai guna dan manfaat dari barang atau produk tersebut. Berbelanjalah dengan bijak, terutama pada Harbolnas (Hari Belanja). on line nasional) mulai hari ini. Jangan marah, perhatikan jari-jari Anda dan juga dompet Anda.
Terimakasih Ya sudah membaca artikel berbelanja dengan bijak
Dari Situs Fikrirasy ID