Wisata Desa Kete Kesu dan Budaya Makam Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Wisata Desa Kete Kesu merupakan destinasi budaya bagi masyarakat Toraja, dimana adat dan kehidupan masyarakat adat sangat kental. Mereka mempertahankan nilai-nilai leluhur dalam kehidupan mereka hingga saat ini.

Di Desa Kete Kesu Tana Toraja, upacara adat khususnya prosesi kematian, atau ritual adat yang disebut “Rambu Solo” sering dilakukan. Ada rumah tradisional dan makam yang telah berdiri selama bertahun-tahun.

Karena keunikan ini, tradisi yang masih bertahan ini telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Keputusan UNESCO ini bisa digunakan untuk mempromosikan potensi wisata Tana Toraja.

Peninggalan sejarah dan budaya Makam Tana Toraja di Sulawesi Selatan terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Kete Kesu

Saat mengunjungi kawasan Kete Kesu, pengunjung bisa melihat deretan Tongkonan yang saling berhadapan. Tongkonan adalah rumah adat di Tana Toraja yang digunakan sebagai tempat menyimpan alang sura atau lumbung padi. Warisan budaya yang diakui UNESCO terdiri dari situs Tongkonan berusia enam ratus tahun dan 12 sawah.

Tongkonan Kete Kesu menampilkan ukiran dan ukiran yang indah dan memiliki tanduk kerbau di bagian depannya. Susunan tanduk kerbau menjadi simbol atau tanda status sosial pemiliknya.

Kondisi bangunan terlihat tua dan usang, atapnya terbuat dari bambu tua berlumut dan memiliki daun-daun liar. Bangunan Tongkonan bercirikan atap berbentuk kapal.

Ada juga Makam Goa dan Makam Tebing di desa wisata Kete Kesu. Kompleks pemakaman yang dikelilingi tembok batu kapur ini diperkirakan sudah ada selama 700 tahun. Tulang dan tengkorak berserakan di gua-gua di sekitar kuburan.

Peti mati makam, yang disebut erong, diukir dalam bentuk kapal, kerbau, dan babi. Ada juga patenes berbentuk rumah atau makam modern dan puluhan tau-taus yang dikunci di ruangan khusus. Nah, bagi yang ingin melihat pemakaman leluhur Rambu Solo di desa wisata Kete Kesu, datanglah pada bulan Juni hingga Desember.

Nilai Budaya Rambu Tunggal Bagi Masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Pemakaman Rambu Solo adalah upacara pemakaman makam Thana Toraja, yang dilakukan untuk melengkapi kematian seseorang. Juga, tujuannya adalah untuk menghormati dan mewariskan roh yang disebut alam roh atau “puya”. Orang Toraja menunjukkan bahwa mereka sakit atau lemah sampai ritual tradisional Rambu Solo dilakukan. Itu berlangsung sampai akhir upacara adat.

Baca Juga:  10 Tempat Wisata Museum di Jakarta, Dari Tabungan Hingga Boneka

Kerbau belang merupakan bagian penting dari upacara adat Tana Toraja. Itu membuatnya sangat mahal. Harga kerbau belang bisa berkisar dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah per ekornya. Orang Toraja percaya bahwa jiwa membutuhkan makanan (salah satunya adalah kerbau) saat melakukan perjalanan ke puya (akhirat). Hal ini akan memungkinkan Anda untuk pergi ke alam baka lebih cepat jika Anda memiliki banyak persiapan.

Kerbau belang memiliki tubuh yang bercirikan belang hitam dan merah muda serta memiliki unsur putih pada matanya. Kerbau jenis ini dapat ditemukan di Pasar Bolu di Rantepao, pasar tradisional hewan bertanduk.

Tahukah Anda bahwa ada kuburan di gua dan tebing ketika teman Sabumi datang ke desa Ketheques? Wisatawan juga bisa melihat makam para bangsawan di Tana Toraja. Demikian pula makam orang-orang berpengaruh di sepanjang jalan menuju gua makam.

Artikel Menarik Lainnya: Belajar Tentang Pantai Payangan, Jember, Wisata Ritual Membawa Kematian, Mitos Nyi Roro Kidul

Lokasi Desa Kete Kesu

Masyarakat Kete Kesu dikenal sebagai salah satu daerah yang menghasilkan kerajinan patung, ukir dan lukis. Ada warga yang memiliki keahlian mengukir dan memahat patung. Mereka memiliki kemampuan membuat arca tautauna untuk pemakaman menurut adat Tana Toraja.

Sekitar 4 km dari Kota Rantepao, alamat Kete Kesu berada di Sulawesi Selatan, Toraja Utara, Kecamatan Sanggalangi, Desa Tikunna Malenong, Desa Bonoran. Wisatawan bisa datang dengan kendaraan umum seperti angkutan umum (Angkot), dan juga ada minibus dan ojek. Anda juga bisa menyewa mobil untuk menuju lokasi tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan saat mengunjungi Wisata Desa Kete Kesu dan Budaya Makam Tana Toraja Sulawesi Selatan Pengunjung dapat mengakses makam dan tengkorak. Tapi jangan ambil, pindahkan atau ambil apapun. Demikian juga, itu menghapus semua yang ada di sana.

Artikel Menarik Lainnya: Wisata Taman Hutan Raya Dinosaurus Mojosemi, Bumi Perkemahan, dan Satwa Purbakala

Terimakasih Ya sudah membaca artikel Wisata Desa Kete Kesu dan Budaya Makam Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Dari Situs Fikrirasy ID