Fikrirasy.ID.CO, Jakarta – Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, menyebutkan perlunya Pendanaan untuk transisi Indonesia menuju ekonomi hijau atau rendah karbon telah mencapai Rp3.500 triliun atau Rp3,5 triliun.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani Indrawati saat jumpa pers. kickoff The G20 Financial Route Presidency yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada Kamis, 9 Desember 2021, menjelaskan: Komitmen Indonesia untuk transisi ke ekonomi rendah karbon seperti yang digariskan dalam Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (NDC) sangat mahal.
NDC Indonesia mengurangi emisi CO2 sebesar 29% dan kontribusi internasional sebesar 41%. Pemerintah telah menghitung proyeksi kebutuhan pendanaan berdasarkan kontribusi sektoral untuk mengurangi emisi CO2, khususnya dengan dukungan internasional hingga 41%.
Untuk sektor kehutanan dan tata guna lahan, sumbangan internasional menelan biaya Rp 90 triliun untuk mengurangi emisi. Indonesia membutuhkan lebih banyak dana untuk memangkas 41% emisi CO2 dari sektor energinya. Totalnya mencapai 3.500 triliun rupiah.
lebih-lebih lagi Sri Mulyani menjelaskan, sektor ini mengalami penurunan emisi terbesar. “Sektor transportasi dan energi mengalami penurunan terbesar, tetapi biayanya sangat mahal yaitu Rp 3.500 triliun,” katanya.
Untuk membiayai komitmen NDC, Sri Mulyani mengatakan anggaran negara juga dilibatkan. Peran keuangan dimainkan melalui: penandaan anggaran iklim Atau tampilan anggaran iklim tahunan. Hal ini untuk mendukung penurunan emisi pada sektor-sektor dengan kontribusi CO2 yang tinggi.
Tingginya pendanaan penurunan emisi di sektor energi didorong oleh kebutuhan listrik masyarakat Indonesia yang sebagian besar berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Selain itu, kebutuhan masyarakat akan konsumsi listrik di masa mendatang akan semakin meningkat.
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Sri Mulyani mengatakan transisi ke ekonomi hijau akan membutuhkan Rp 3.500 triliun Rp: tidak kecil
Dari Situs Fikrirasy ID