Inflasi China naik 2,3% di bulan November karena harga daging babi

Jakarta, CNN Indonesia —

inflasi di ~ Cina Naik ke level tertinggi tahun lalu karena kenaikan harga Babi dan sayuran.

Biro Statistik Nasional China merilis Indeks Harga Konsumen (CPI), indikator utama inflasi ritel, sebesar 2,3%. Meski angka ini masih lebih rendah dari perkiraan, namun merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2020.

Kepala statistik NBS Dong Liyuan mengatakan harga pangan, terutama daging babi, makanan pokok di ekonomi terbesar kedua di dunia, telah memukul konsumen.

“Kenaikan harga karena meningkatnya permintaan konsumsi daging babi dan kekurangan pasokan,” katanya, menurut kantor berita AFP.

Harga daging babi bulanan naik 12,2%. Dalam laporan Capital Economics, orang-orang mulai menimbun daging babi untuk musim dingin, sebuah tanda bahwa persediaan daging babi tidak menumpuk.

Kepala ekonom Capital Economics Julian Evans-Pritchard mengatakan indeks harga konsumen China telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah flu babi di Afrika, berkat daging babi.

Panen sayuran karena cuaca buruk juga berkontribusi terhadap inflasi konsumen di sektor makanan, kata Pritchard.

Untungnya, inflasi pabrik di China mereda dari puncaknya pada November, 26 tahun lalu. Menurut data terakhir, indeks harga produsen (IPP) turun menjadi 12,9%.

Indeks harga produsen turun karena pemerintah daerah mengumumkan kebijakan untuk membatasi kenaikan harga batu bara dan logam, menstabilkan pasokan dan harga.

Rajiv Biswas dari IHS Markit mengatakan, “Prospek jangka pendek adalah penurunan tajam harga minyak global dan harga logam industri utama.”

[Gambas:Video CNN]

(bir/obat)




Terimakasih Ya sudah membaca artikel Inflasi China naik 2,3% di bulan November karena harga daging babi

Dari Situs Fikrirasy ID

Baca Juga:  Peningkatan Industri Pertanian, Jasindo Dukung Program Kesejahteraan BUMN