Ada satu berita yang menarik perhatian saya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta tentara dunia maya.
tentara dunia maya Diterjemahkan secara bebas berarti pasukan siber yang berprofesi berperang di dunia maya. Kemudian muncul wacana. tentara dunia maya Ini untuk membela Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan.
Demikian disampaikan Ketua MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar pada Rapat Koordinasi Informasi dan Komunikasi tingkat Jakarta pada 11 Oktober 2021, tentara dunia maya dibuat untuk bertarung bel Yang menyerang Ulama dan Gubernur DKI Jakarta.
Menurut Munahar, pasukan siber Infokom MUI DKI Jakarta akan menghasilkan berita dan informasi yang akan disampaikan kepada publik melalui media sosial resmi MUI Jakarta.
Paket ini memiliki pro dan kontra jika Anda hanya menggunakan uang tunai. Tapi melihat konteksnya tentara dunia maya Hal ini lumrah di era sekarang ini yang terlalu ramai dengan lalu lintas informasi di media sosial. Siapapun bisa membuat tentara dunia maya Untuk bertarung di dunia maya. Dalam hal ini tahapan MUI sudah benar, karena saya tidak alergi teknologi dan informasi.
Pertanyaannya adalah, pendeta mana yang diserang. bel? Bagaimana? Siapa namanya?
MUI dan organisasi publik lainnya baru-baru ini menerima hibah dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. MUI adalah Rp. 5 miliar Nahdlatul Ulama atau Rp. Jauh lebih banyak Rp dari Muhammadiyah yang menerima 4 miliar. 10 miliar hibah.
Wakil Presiden DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan, porsi hibah MUI cukup besar karena merupakan ormas Islam terbesar. MUI merupakan induk ormas Islam dengan banyak ormas Islam di DKI Jakarta.
Kewenangan pemberian subsidi menjadi kewenangan pemerintah daerah. Namun perlu diingat, dana tersebut berasal dari APBD DKI Jakarta yang kebetulan merupakan uang rakyat Jakarta. Jadi Anda harus memikirkannya dengan sangat hati-hati.
Jika merujuk pada Fatwa MUI No. 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamala melalui media sosial, jelas bahwa kegiatan tersebut dilarang. bel. Butir 9 dari fatwa menyatakan:
aktivitas bel Penipuan, Kiba, Fitnah, Namima, orang buangan, aib, gosip dan sejenisnya sebagai suatu profesi untuk mendapatkan keuntungan, baik ekonomi maupun non-ekonomi, hukumnya haram. Demikian juga, mereka yang memesan, mendukung, membantu, menggunakan, dan memfasilitasi Layanan.
Paragraf 4 Pedoman Pembuatan Konten Informasi juga menyatakan bahwa tidak diperbolehkan memberikan informasi yang mengandung rekayasa, tidak terhormat, ekspresi kebencian, gosip, dan konten serupa lainnya yang terkait dengan individu atau kelompok. untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan sosial bel Setiap orang yang bermaksud mengambil keuntungan dari kegiatan ilegal tersebut.
Jadi saya punya MUI bel Seperti yang ditentukan dalam Partwa. Sangat naif jika mereka membuat fatwa, tapi yang melanggarnya sendiri.
Namun pertanyaan selanjutnya, mengapa rencana pembentukan cyber army hanya untuk membela Anies Baswedan? Apalagi Annie termasuk dalam 21 pahlawan dunia dalam hal transportasi, itu karena dia sering menggunakan kata-kata kotor.
Bukankah itu hanya pengalaman Annie? Apakah karena Anise beragama Islam dan gubernur, atau ada alasan lain? Bukankah PNS Muslim juga mengalami hal yang sama? Mengapa Wakil Gubernur Riza Patria tidak disebutkan? Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPRD DKI, juga tidak disebutkan dalam wacana tersebut. Belum lagi menyebut orang lain yang berhak membela diri. Mulai dari Prabowo Subianto, Puan Maharani, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Fadli Zon dan masih banyak lagi.
Jazilul Fawaid, wakil ketua Katedral Nasional (PKB) juga terkejut. Menurutnya, pembentukan tim cyber khusus bukan bagian dari Ulama, tapi berlebihan.
Jazilul menegaskan, begitu MUI DKI terkonfigurasi, tidak akan bertindak sebagai MUI DKI. tentara siber. Sebab MUI tidak seharusnya melindungi Annie, tapi menjaga persatuan umat Islam.
Dikatakan bahwa jika Anda memantau seseorang atau menjadi tameng seseorang, Anda tidak mencapai harmoni, tetapi tim yang sukses.
Kritik Jazilul ini sejalan dengan argumen Fuad Thohari, Ketua Fatwa MUI DKI Jakarta yang menekankan pembentukan DKI. tentara dunia maya Ini bertujuan untuk memerangi berita palsu dan fitnah di media sosial. Anies DKI Jakarta tidak melindungi kepentingan Gubernur Baswedan.
Sikap pemerintah daerah antara bahagia dan abu-abu. Anies Baswedan enggan berkomentar soal ini. tentara dunia maya. Sementara itu, Ahmad Riza Patria tentara dunia maya Itu adalah hak setiap organisasi dan komunitas.
Tentu saya termasuk yang menolak wacana pembubaran MUI. Apalagi ada kaitannya dengan isu terorisme seperti yang menimpa salah satu pengurus panitia Fatwa MUI. Juga, wacana koneksi tentara dunia maya MUI DKI Jakarta.
Kami masih membutuhkan MUI karena masih banyak orang yang membutuhkan kesejukan ulama. Bagi mereka, warga belajar agama dan warga berharap bisa menjadikan Indonesia tempat yang lebih baik. jadi lupakan saja tentara dunia maya Biar tidak ada perpecahan.
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Cyber Army MUI DKI Jakarta dan Anies Baswedan
Dari Situs Fikrirasy ID