MIMI (2021) sebuah film bollywood yang mengangkat tentang ibu pengganti Ada pasangan orang Amerika yang menginginkan keturunan namun tidak bisa memiliki seorang anak, karena keadaan rahimnya yang bermasalah. Lalu, ia menyuruh seorang sopir bernama Bhanu untuk mencari India yang siap menjadi ibu pengganti selama sembilan bulan demi seorang anak. Bhanu pun menemukan namun kualifikasi ibu pengganti yang dicari sangat sulit, seperti masih muda, memiliki bentuk tubuh yang sempurna dan atletis agar si bayi juga lahir dengan keadaan sehat dan normal.
Akhirnya dipertemukan dengan Mimi seorang penari yang berbakat memiliki impian tinggi, menjadi aktor terkenal dan pergi ke Mumbai, bayaran yang diterima juga besar. Tanpa komunikasi dengan orang tuanyam Mimi. Mimi berdalih sedang ada tawaran syuting selama 9 bulan, ia mengampung di rumah sahabatnya untuk menjalani proses kehamilan yang panjang dengan Bhanu juga. Bhanu menjaga menjaga Mimi dan segala kebutuhannya selama kehamilannya.
Namun pada saat menjelang kedatangan dokter yang menangani Mimi mengatakan jika anak yang dikandung mengalami down syndrom, sebuah hadangan yang dialami seorang janin dan mengakibatkan anak lahir tidak sempurna. Berita buruk tersebut mengguncang jiwa John dan Summer sebagai pemilik bayi tersebut ia merasa tidak sanggup jika besarkan seorang anak penyandang disabilitas. Ia pun kabur meninggalkan India.
Mimi dan Bhanu kebingungan akan mengatakan apa pada dunia dan masyarakat? Ia sendiri belum menginginkan anak tersebut, karena menurut kesepakatan hukum perjanjian hanya ditugaskan menjadi orangtua orangtua selama 9 bulan. Malah diberikan beban mental, sosial dan harus menjadi seorang ibu untuk anak yang dikandungnya.
Kecanggihan teknologi IVF (inseminasi buatan) membuat Mimi bisa hamil walaupun ia tidak memiliki benih dari yang dikandungnya. Namun, menjadi baru mengapa ketika orang tua kandung tidak meninginkan anaknya bisa menyuruh pertanyaan untuk menggugurkannya? Itu diperbolehkan? Sementara setelah anak lahir membunuh atau menelantarkan itu dilarang. Padahal menurut Mimi, ia merasakan aktivitas kehidupan dalam rahimnya. Janin menendang, makan dan, lalu dengan mudahnya sang pemilik meninggalkan bayi dan menyuruh untuk menggugurkannya.
Akhirnya Mimi memilih bertahan, menghadapi kesulitan itu dan segala ketidakmungkinan, misalnya diasingkan karena hamil belum nikah dan sebagainya. Benar saja, keluarga Mimi marah besar karena Mimi sudah hamil tanpa sepengetahuan orangtuanya. Harapan untuk mendapatkan nama keluarga yang baik karena misi Mimi ingin menjadi aktor malahan, menjadi mempermalukan keluarga.
Hadir figur Nenek yang menjadi penyelamat Mimi, ia mengatakan hal yang sudah berlalu berlalu, yang hari ini harus dijalani. Bagaimana caranya Mimi menjalani kesulani semasa kehamilan dan tidak perlu dipermasalahkan lagi. Lagi-lagi film ini penuh kekocakan, di tengah masalah serius pun dialog antar tokoh seperti sedang melawak. Mimi bilang kalau Bhanu orangtua dari anak yang dikandungnya, padahal Bhanu seorang supir saja.
Perjalanan dari masa kehamilan sampai persalinan yang begitu panjang membuat Mimi menjadi sosok baru yang disebut Ibu. Hampir seluh anggota keluarga langsung luluh melihat tingkah kecil bayinya yang begitu tampan, berkulit putih dan manis. Keluarga Mimi pun melupakan kesalahan yang dilakukan oleh Mimi, karena kehadiran bayi tampan yang tidak mirip dengan Bhanu. Bayi tersebut diberi nama Raj. Mimi rela mengubur impiannya, cita-citanya menjadi sosok aktor demi menjadi seorang ibu seutuhnya.
Beberapa tahun pertama Mimi berjuang besarkan dan merawat bayinya. Canda, tawa, tingkah lucu bayinya dan rela menjaganya ketika sakitnya. Menjadi orangtua juga harus siap berkorban apa pun, berani melakukan segala sesuatu demi mempetaruhkan seorang anak, termasuk status kepemilikan anak pun diperjuangkan.
Suatu hari pasangan orang Amerika yang notabene orangtua kandung Raj; Summer dan John datang untuk menemui anaknya. Sebagai seorang ibu yang menjaga Raj selama ini, walaupun warna kulitnya tidak tetap mempertahankan haknya untuk tetap menghadapi tantangan.
John dan Summer menuntut akan memproses jalur hukum demi mendapatkan Raj lagi, karena dia punya dokumen perjanjian kesepakatan tersebut. Tentu Bhanu tidak menerima keputusan Summer dan John, karena mereka sudah meninggalkan Mimi juga akan menelantarkan calon bayi tersebut. Lalu tiba-tiba ingin mengambilnya lagi. Keputusan yang sangat berat untuk diambil oleh Mimi.
Bhanu dan orangtua Mimi pun berkata; “Jangan sampai salah mengambil keputusan karena ini melibatkan banyak pihak. Raj itu seperti jiwa dalam rumah ini. Semua orang ikut merasakan kebahagiaan karena hadinya Raj. Jangan dengan mudah menyerahkan Raj kepada mereka. Kamu orang tua kandungnya.”
Namun, Mimi berdalih ia tidak ingin Raj terlibat konflik dalam persidangan. Apa pun Raj masih terlalu kecil, jika pun harus menempuh jalur hukum butuh berapa tahun lagi agar hak asuh bisa dimenangkan oleh kita. Kalau orang lain melihat Raj bersama Summer dan John pasti mereka mengira anaknya, genetik mereka sama. Aku rela menyerahkan Raj bersama orangtua kandungnya. Ibarat aku sang pemilik ladang, pupuk dan benih milik mereka. Jadi itu hak mereka.
Di awal film menyuguhkan yang kocak, namun di tengah ketegangan memuncak sampai melibatkan emosi penonton juga. Perasaan seorang wanita yang menjadi ibu tentu akan sangat berat menyerahkan mereka untuk dirawat orang lain walaupun itu adalah ibu kandungnya sendiri.
“Kau tak perlu melahirkan anak untuk menjadi orang tua, kau pun tak perlu punya anak kandung untuk menjadi orangtua.”
Kata-kata itu kadang membuatku berpikir begitu dalam, tentang makna orang tua yang tidak melulu tentang lahir dari rahimnya saja. Tetapi kasih sayang, perhatian, pendidikan dan pemberian lahir batin kepada anak. Aku yang sejak kecil dirawat oleh Nenek pun, merasa adanya batin dengan nenek. Teringat pengasuhannya, bagaimana ia bolak-balik merawat ketika aku sakit. Perjuangan ketika saya akan masuk sekolah, menanggung biaya risiko selama ini. Sungguh tidak bisa ditebus segala kebaikan orang tua, walaupun bukan orang tua kandung. Kasih Ya ampun begitu membekas.
Bahkan di sisa usianya, di akhir menjelang ia meninggal aku sering mendengar ucapannya jika aku dianggap sebagai anaknya. Ia memilikiku, merawatnya dengan keras pada akhirnya di masa tuanya aku yang terlibat menjaganya. Dua minggu sejak kepegiannya, baru kali ini aku bisa mendapatkan mimpi indah. Beberapa hari yang lalu, alam bawah sadar selalu mengatakan kalau Umi (nenek) itu hanya tidur ia tidak meninggal. Tetapi pada kenyataannya sudah tidak ada lagi. Selalu kupanjatkan doa-doa untuknya, walaupun kini sudah di alam yang berbeda. Kali ini baru bisa menyadari kalau saya pergi dengan tenang.
Namun, film ini memiliki pesan bintang yang begitu dalam. Kita bisa menjadi orangtua untuk semua anak yang butuh kasih sayang. Memiliki anak berarti memiliki tugas menjaga seumur hidup, menjadi pahlawan bagi anak. Begitu banyak anak yang kehilangan orangtua (yatim-piatu) yang juga membutuhkan rumah baru dan orangtua baru. Film ini menyentuh juga para orangtua agar tidak keras kepala dengan keinginan tanpa gagasan beban mental yang dialami anak.
Rekomendasi banget buat semua calon orangtua untuk meresapi makna dalam film ini. Tidak hanya sulit memiliki momongan, bagaimana tanggung jawab mengasuh dan mencintai anak tersebut. Agar kelak masa depan anak lebih cerah dan lebih baik dari kita.
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Review (Sinopsis) Film MIMI-2021 – Fikrirasy.ID
Dari Situs Fikrirasy ID