utang Utang luar negeri Indonesia (ULN) mencapai $416,4 miliar pada akhir November 2021. Ini merupakan penurunan dari bulan sebelumnya $422,3 miliar.
Erwin Haryono, Kepala Komunikasi Bank Indonesia (BI) mengatakan, penurunan tersebut disebabkan oleh kondisi ULN yang menurun di sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan di sektor swasta.
“Secara tahunan, posisi ULN pada November 2021 tumbuh rendah 0,1%. tahun ke tahun (yoy), dibandingkan pertumbuhan ULN bulan sebelumnya sebesar 2,2% (yoy),” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (17/1).
Secara spesifik, pada November 2021, ULN pemerintah sebesar $202,1 miliar. Ini lebih rendah dari bulan sebelumnya ($ 204,9 miliar).
Akibatnya, ULN pemerintah juga mengalami penurunan sebesar 0,7% (yoy) setelah meningkat sebesar 2,5% (yoy) pada Oktober 2021.
Erwin menjelaskan penyebab utama penurunan posisi ULN pemerintah adalah penyesuaian aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Ini adalah tren kenaikan imbal hasil obligasi AS (Departemen Keuangan AS) di atas Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC) pertemuan.
Dia mengatakan dukungan utang luar negeri pemerintah untuk memenuhi permintaan belanja prioritas pada November 2021 akan mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib (17,9% dari total utang pemerintah).
Disusul kegiatan medis dan sosial (17,3%), pendidikan (16,5%), konstruksi (15,5%), serta keuangan dan asuransi (12,0%).
“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali, mengingat hampir seluruh ULN yang jatuh temponya berjangka panjang, menyumbang 99,98% dari total ULN pemerintah,” tambah Erwin.
Dia juga mengatakan penurunan juga berasal dari utang luar negeri swasta. Utang luar negeri swasta mencapai $205,2 miliar pada November 2021, turun dari $208,3 miliar pada Oktober 2021.
Secara tahunan, ULN swasta turun 2,0% (yoy) pada November 2021, lebih dalam dari kontraksi 1,0% (yoy) pada periode sebelumnya.
Erwin mengaitkan fenomena ini dengan pengurangan utang luar negeri lembaga keuangan (perusahaan keuangan) dan entitas non-keuangan (perusahaan non-keuangan).
Untuk periode November 2021, mereka mengalami kontraksi masing-masing sebesar 5,4% (yoy) dan 1,0% (yoy), seiring dengan pembayaran utang luar negeri yang jatuh Fikrirasy.ID.
Secara sektoral, ULN swasta terbesar berasal dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor listrik, gas, steam/hot and cold supply, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. 76,4% dari total utang luar negeri swasta..
“Utang luar negeri ini didominasi oleh ULN jangka panjang yang mencapai 77,7% dari total ULN swasta,” kata Erwin.
Dia menambahkan, pada November 2021 ULN Indonesia akan tetap terkendali. Hal ini tercermin dari rasio utang luar negeri terhadap PDB Indonesia yang turun dari 36,1% pada bulan sebelumnya menjadi 35,5%.
“Selain itu, struktur ULN Indonesia juga sehat,” ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
(mrh/sfr)
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Utang luar negeri Indonesia turun menjadi US$416,4 miliar per November 2021.
Dari Situs Fikrirasy ID