Jakarta, Trenz Corner | Ronde adalah makanan tradisional Cina yang nama aslinya adalah tangyuan/tangtuan. Campur tepung ketan dengan sedikit air hingga berbentuk bola, lalu rebus dan sajikan.
Ukuran pie bisa kecil atau besar dan bisa diisi dengan isian yang terdiri dari gula, biji wijen, bunga osmanthus, pasta kacang merah, manisan kulit jeruk, daging giling dan sayuran. Orang Tionghoa biasanya merayakan Festival Lentera (Yuan Xiao) atau festival dongzhi, pertemuan keluarga dan pernikahan.
Sholat cake-on-de dilakukan pada bulan Oktober atau November di China setiap 4 tahun sekali tergantung perhitungannya. Tahun Masehi dihitung pada tanggal 22 Desember yang bertepatan dengan Hari Ibu, atau tiga hari sebelum perayaan Natal bagi umat Kristiani.
pemerhati budaya Tionghoa nusantara, Okdi Susanto Bagi orang Tionghoa daratan maupun Tionghoa perantauan, bentuk bulat dalam mangkuk bundar diklaim sebagai lambang keutuhan keluarga.
“Untuk sejarah awal mula asal usul oncake, itu dimulai di China hanya pada masa pemerintahan.” Kaisar Song Kok Kong (1127-1152 M). doa ini Toape Kong SourIni tentang roh leluhur dan lima elemen alam (air, api, tanah, logam, dan kayu).”
Setelah dia melanjutkan berdoa, orang-orang mengambil kue dan pergi ke rumah tetangga atau anggota keluarga. Terutama bagi mereka yang tidak. Ada tradisi Cina lainnya. Jumlah anak yang menerima kue disesuaikan dengan usia mereka. Misalnya, seorang anak berusia 3 tahun mendapat 3 kue dan anak berusia 10 tahun mendapat 10 kue.
Tradisi unik Tionghoa lainnya saat melakukan sholat onde adalah ketika ada anggota keluarga yang hamil di rumah, onde yang dijemur dikupas kulitnya kemudian dibakar dengan tongkat untuk menentukan jenis kelamin bayi. dalam konsepsi.
“Jika kue mentahnya pecah, Anda percaya bayinya perempuan, sebaliknya jika simpulnya keluar, bayinya laki-laki,” katanya.
Pembangunan Putaran Indonesia.
Bagi masyarakat adat Indonesia, ronde biasa dikonsumsi sebagai wedang ronde. Satu porsi berisi beberapa bola bulat kacang merah tumbuk, segenggam kacang goreng, sepotong roti, korangkaling, ubi jalar, wijen hitam, disajikan dengan air jahe panas dan kuah. Gula aren, dan ada juga yang dicampur dengan sirup.
“Sehingga seiring perkembangan zaman, bulatan kini menjadi jajanan yang bisa disantap kapan saja sepanjang tahun. Warnanya tidak hanya putih, tapi juga beragam untuk menarik minat pembeli saat ini,” ujarnya.
Ada beberapa tempat yang menjualnya. Putaran Wedang Pasar Besar Malang, Pasar Lama Tangerang, Yogyakarta, Semarang Wotgandul, dengan gerobak atau gerobak listrik di pinggir jalan, seperti di sekitar klenteng.
Beberapa orang Tionghoa di Indonesia adalah cara membedakan antara tangyuan dan yuanxiao Tangyuan adalah bulat tanpa isi (disajikan dengan air jahe manis) dimakan pada tanggal 22 Desember dan Yuanxiao adalah bulat isi manis (biasa) disajikan dengan saus). Itu dikonsumsi pada bulan purnama pertama. Tahun baru Imlek.
“Wedang ronde merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan nusantara. Wedang ronde tidak hanya enak, tapi juga dikenal bisa menghangatkan badan, mencegah masuk angin, dan menambah stamina,” pungkas Ocdy.(Tidak) | Foto: Google.co.id
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Wedang Ronde, Budaya Kuliner Tionghoa Nusantara
Dari Situs Fikrirasy ID