Fikrirasy.ID.CO, Yogyakarta – benih topan Tahun 90-an yang terus dipantau oleh BMKG (Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika), kini berganti nama menjadi Badai Padi.
BMKG Di Yogyakarta, kondisi ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola cuaca di Indonesia berupa pertemuan, konvergensi dan tikungan angin, serta pengaruh peningkatan curah hujan dalam 24 jam ke depan (atau hingga pukul 13.00 pada 23 November). potensi untuk mempengaruhi Termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Tentang kondisi kualitas air Yogyakarta Pada 23 November akan terjadi hujan sedang dan tinggi gelombang sedang, atau sekitar 1,25-2,5 meter.
Pada Senin pagi, siang, dan sore hari, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur wilayah Yogyakarta.
BMKG Yogyakarta juga telah mengeluarkan peringatan dini kemungkinan hujan dengan intensitas sedang disertai petir yang melanda hampir seluruh kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang hari, khususnya di Kabupaten Bantul, yakni wilayah Sedayu.
Kemudian di kota Yogyakarta yaitu wilayah Tegalrejo, Gondokusuman dan Danurejan hingga wilayah Kulon Progo yang meliputi wilayah Pengasih, Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh dan Kalibawang.
Sementara itu, Kabupaten Sleman merupakan wilayah yang paling sering terkena hujan dengan intensitas sedang, antara lain Gamping, Godean, Moyudan, Minggir, Mlati, Depok, Ngaglik, Sleman, Tempel, Turi, Pakem dan sekitarnya.
Berawal dari data pusat, BMKG Yogyakarta mengungkapkan bahwa bibit Siklon Tropis 90S berada di Samudera Hindia selatan Jawa Tengah atau sekitar 12,7LS 108,2BT, dengan tekanan minimal 1004mb dan kecepatan angin maksimal 20 knot.
Pengamatan dari citra satelit Himawari-8 menunjukkan adanya siklus konveksi yang dalam dan mendung yang dapat berlangsung selama 12 jam. Ada juga kebocoran dari citra satelit cuaca. Analisis angin hierarkis menunjukkan bahwa ada sirkulasi melingkar dari bawah ke tengah.
Di lantai atas, kecepatan angin mulai melemah, divergensi sangat kuat (10-20 detik-1) dan gaya geser vertikal sedang (10-15 knot). Peningkatan intensitas lebih dari 24 jam sebelumnya, vortisitas kuat juga diamati, dan kondisi lingkungan cukup untuk mendukung pertumbuhan sistem ini.
Suhu permukaan laut yang hangat (26-28°C) dan massa udara yang masuk dari Samudra Hindia dan Pasifik cukup untuk menyediakan energi bagi benih-benih ini.
Data model Numerical Weather Prediction (NWP) selama 24 jam ke depan masih menunjukkan peningkatan intensitas, dengan pergerakan benih-benih tersebut ke arah tenggara. Kemungkinan terjadinya siklon tropis dalam 24 jam ke depan termasuk dalam kategori sedang, namun data NWP untuk 72 jam ke depan masih belum mendukung pertumbuhan tersebut.
Selain secara tidak langsung mempengaruhi pola cuaca di banyak wilayah Indonesia, menyebabkan tinggi gelombang 1,25-2,5 meter (sedang) di perairan mulai dari perairan selatan Pulau Enggano – Bengkulu, Teluk Lampung Selatan, Jawa Tengah hingga Pulau Sumba. , Bali – Selat Lombok – Alas Selatan, Jawa Timur hingga Pulau Sumba di Samudra Hindia Selatan.
Gelombang 2,5-4,0 meter (laut kasar) terjadi di perairan Lamwind Barat selatan Jawa Barat, barat dan selatan Selat Sunda, Samudra Hindia Barat, dan Kepulauan Mentawai selatan Jawa Tengah.
Baca:
Benih Siklon Tropis 90S teramati di barat daya Jawa
selalu memperbarui memperbarui. mendengarkan berita terkini berita terpilih dari Fikrirasy.ID.co Di saluran Telegram kami “Pembaruan Fikrirasy.ID.co”. klik https://t.me/tempodotcoupdate Ikuti. perlu kamu lakukaninstalasi Pertama, aplikasi Telegram.
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Benih Siklon Tropis 90S Jadi Badai Sawah, BMKG Yogya Peringatkan
Dari Situs Fikrirasy ID