“Kebanyakan dari kita tampaknya kurang peduli dengan nilai-nilai budaya. Juga, nilai budaya intelektual dibandingkan dengan nilai-nilai lain, seperti uang atau pengakuan. Ini bukan hal yang buruk atau semacamnya, tapi saya pikir tidak apa-apa. Lagipula, mereka juga terlihat baik-baik saja.” Pidi Baiq memprovokasi masalah dan membuka obrolan. Pidi suka menggodanya dengan cara yang unik, tapi tidak merasa perlu pamer, santai saja dan tertawa. “Saya suka membaca, berdiskusi, dan belajar apa saja. Tapi terkadang saya ingin tertawa dan saya bahkan tidak ingin memikirkannya.”
Bandung masih diselimuti pembatasan aktivitas akibat pandemi. Namun, berbeda di kediaman PD Bike di utara Kota Bandung. Pekarangan rumahnya sangat luas dan terbuka, tidak terasa terbatas karena sangat menyatu dengan alam pegunungan. Fikrirasy.ID pohon bergoyang tertiup angin, Fikrirasy.ID gemericik air kolam di antara ikan-ikan yang sibuk makan siang. Pidi Baiq sendiri menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah selama masa pandemi, namun berkat teknologi, ia tetap aktif bekerja dan berkolaborasi. Lantas, bagaimana Pidi Baiq melihat hubungan antara teknologi internet dengan proses kreatif?
“Saya sudah lama menggunakan internet dan saya sengaja menyalahgunakan media internet untuk meningkatkan hubungan antara saya dan teman-teman. Setidaknya saya ingin Anda membaca apa yang saya pikirkan karena saya ingin tahu apa yang mereka pikirkan melalui apa yang mereka tulis. Sejauh yang saya rasakan, saya mendapatkan banyak inspirasi, semangat dan motivasi dari mereka melalui hal-hal seperti itu,” jelas Pidi Baiq yang awalnya menggunakan internet untuk menyapa teman-teman lamanya. Namun, Pidi menemukan hal menarik lainnya dalam medium ini, yang kemudian berhasil menghasilkan banyak karya.
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Budaya TV Indonesia Harapan Pidi Baiq untuk Eksistensi TV – Fikrirasy.ID
Dari Situs Fikrirasy ID