Fikrirasy.id – Retinopati Diabetik dan Komplikasi Diabetes yang Mengancam Penglihatan. Bukan tanpa alasan diabetes dijuluki ibu dari segala penyakit. Sebab, komplikasi diabetes bisa menyerang berbagai organ, salah satunya adalah mata.
Ada banyak penyakit mata yang berhubungan dengan diabetes, mulai dari retinopati diabetik, edema makula diabetik (DME), katarak, glaukoma, dan lain-lain. Untuk mencegah komplikasi, pasien diabetes disarankan untuk mengontrol kadar gula darah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, PT Bayer Indonesia mengadakan media briefing virtual dengan tema “Menghindari, Mencegah, dan Mengendalikan Komplikasi Mata pada Pasien Diabetes Mellitus”
Narasumber yang dihadirkan adalah Dr. dr. Gitalisa Andayani, SpM(K), dokter spesialis mata konsultan RSCM, dan Dr. dr. Elvioza, SpM(K), konsultan oftalmologis di JEC. Lihat ini!
1. Merupakan komplikasi pembuluh darah kecil
Komplikasi diabetes dibagi menjadi dua, yaitu komplikasi pembuluh darah kecil dan besar. Retinopati diklasifikasikan sebagai komplikasi mikrovaskuler (pembuluh darah kecil).
Menurut definisi dari The Royal College of Ophthalmologists, retinopati diabetik adalah penyakit progresif kronis pada pembuluh darah mikro retina yang dapat mengancam penglihatan dan berhubungan dengan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) yang berkepanjangan.
2. Berapa prevalensinya di Indonesia?
Dokter Gitalisa menjelaskan penelitian yang dia lakukan bersama rekan-rekannya di RSCM dari November 2010 hingga Oktober 2011. Dari 2.302 pasien diabetes di klinik endokrin, 24,5 persen menderita retinopati diabetik.
Sementara itu, di Puskesmas Bandung Raya periode Januari 2019 hingga Desember 2020, dari 1.835 pasien diabetes mellitus, 19,46 persen mengalami retinopati diabetik. Data ini bersumber dari penelitian yang dimuat dalam eJournal of Indonesian Medicine Vol 10 No. 1 – April 2022.
3. Dampak yang dirasakan oleh pasien
Komplikasi mata akibat diabetes membuat seseorang mengalami penurunan atau bahkan kehilangan penglihatan. Akibatnya, kemandirian, produktivitas, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari berkurang. Mereka mungkin akan:
- Kesulitan membaca.
- Kesulitan mengemudi, hingga surat izin mengemudi (SIM) miliknya dicabut.
- Kesulitan memahami warna.
- Memiliki peningkatan risiko depresi dan kematian.
- Memerlukan bantuan orang lain dalam beraktivitas.
4. Makin lama menderita diabetes, risiko makin besar
Durasi diabetes merupakan faktor risiko utama untuk retinopati diabetik. Faktor risiko lainnya adalah hiperglikemia, kadar HbA1c tinggi, hipertensi, hiperlipidemia (lemak atau lipid tinggi dalam darah), kehamilan, dan nefropati (penyakit ginjal).
Menurut dr. Gitalisa, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah yang memberikan suplai darah ke retina. Akibatnya, pembuluh darah retina melemah dan mudah bocor sehingga menyebabkan retina membengkak dan menebal.
5. Cegah dengan mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol
American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan tingkat HbA1c kurang dari 7 persen untuk mengurangi kemungkinan mengembangkan penyakit mikrovaskular seperti retinopati diabetik. Namun, beberapa pasien mungkin memerlukan penyesuaian. Untuk pasien dengan harapan hidup terbatas dan komplikasi berat atau penyakit penyerta, kadar HbA1c yang direkomendasikan adalah 7,5-8,0 persen.
Hal lain yang perlu dikontrol adalah tekanan darah dan kolesterol. Menurut penelitian yang dikutip dr. Gitalisa, risiko penyakit mikrovaskuler turun 37 persen jika tekanan darah pasien terkontrol. Selain itu, penggunaan obat penurun kolesterol dikaitkan dengan penurunan risiko retinopati dan DME secara signifikan.