Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Berat Badan Anak Stuck selama Beberapa Bulan Itu Pertanda Silent Disease

Berat Badan Anak Stuck selama Beberapa Bulan Itu Pertanda Silent Disease

fikrirasy.id – Berat Badan Anak Stuck selama Beberapa Bulan Itu Pertanda Silent Disease. Saat berbicara tentang penyakit menular, yang dapat kita bayangkan adalah hipertensi, yang seringkali dialami oleh orang dewasa. Padahal, ada banyak penyakit yang disebut silent sickness dan bisa dialami oleh anak-anak.

Karena tidak menunjukkan gejala, banyak orang tua tidak tahu bahwa anak mereka menderita penyakit ringan. Jika dibiarkan cukup lama, perkembangan dan perkembangan si kecil bisa terganggu.

Sebagai bentuk edukasi, @childlife.id menggelar Instagram live dengan tema “Penyakit Tenang pada Anak, Penyakit Tanpa Gejala yang Perlu Diwaspadai”, yang juga disampaikan oleh dr. Devie Kristiani, SpA. Baca dengan teliti sejauh mungkin, oke!

1. Apa yang dimaksud dengan silent disease?

Spesialis Devie mencirikan penyakit infeksi yang tenang sebagai penyakit yang tidak jelas dengan efek samping yang tidak jelas. Dalam beberapa kasus, efek samping akan muncul ketika sangat ekstrim.

2. Tanda-tanda silent disease yang bisa dikenali

Beberapa tanda kapan orang tua harus mulai waspada adalah, misalnya berat badan anak tidak naik (tertahan) dalam beberapa bulan atau tahap perkembangan (prestasi) tidak sesuai dengan usianya. Misalnya, seorang anak tidak bisa berbaring tengkurap pada usia 5 bulan.

Jangan ragu untuk membawa anak Anda ke dokter jika ada masalah pengembangan dan peningkatan pemikiran. Hal ini karena pengaruh gangguan perkembangan selama beberapa waktu dapat menyebabkan hambatan dan penundaan formatif dapat mempengaruhi kecerdasan anak.

3. Yang harus dilakukan ketika berat badan anak tidak kunjung naik

seperti yang ditunjukkan oleh dr. Devie, ada tiga hal yang harus diperhatikan saat berat badan anak tidak kunjung naik. Pertama, apakah sulit bagi anak-anak untuk makan? Kedua, apakah persyaratan suplemen skala besar dan mini sudah terpenuhi? Terakhir, apakah ada infeksi yang tenang atau tidak?

Baca Juga:  Bunda Perlu Tahu Berikut Ini Cara Merawat Payudara Agar Tetap Kencang

Dia memiliki ide untuk meningkatkan berat badan anak-anak, terutama mereka yang berusia di bawah 2 tahun, terutama yang memberikan lebih banyak lemak. Ini karena kebutuhan lemak pada anak di bawah usia 2 tahun sangat tinggi.

4. Salah satu silent disease yang banyak dialami anak-anak adalah anemia defisiensi besi

Kebutuhan zat besi pada anak di bawah 2 tahun sangat tinggi. Tanpa zat besi yang cukup, perkembangan saraf, otot, pengetahuan, dan perkembangan sel darah merah akan terganggu.

Berdasarkan review yang diterbitkan On the Planet Sustenance Diary tahun 2021, prevalensi defisiensi besi di Indonesia sebesar 48,9 persen pada ibu hamil dan 38,5 persen pada anak di bawah usia 5 tahun. Salah satu indikasi kekurangan zat besi adalah telapak tangan pucat.

5. Cukupi kebutuhan zat besi dari makanan dan suplementasi

Banyak orang percaya bahwa zat besi dapat dipenuhi dari sumber nabati, seperti bayam atau brokoli. Sayuran ini memang mengandung zat besi, namun lebih sedikit yang dapat dikonsumsi oleh tubuh. Mengatasi kebutuhan zat besi dari sumber hewani seperti daging merah atau hati ayam sangat dianjurkan.

Untuk membantu mempertahankan zat besi, minum suplemen zat besi dengan asam L-askorbat. Demikian juga, jauhi teh, espresso, dan cokelat karena dapat menghambat penyerapan zat besi.