fikrirasy.id – 5 Hal Normal pada Bayi yang Kerap Dikhawatirkan Orangtua. Mengambil pekerjaan lain sebagai orang tua pasti sarat dengan perasaan campur aduk. Mulai dari pertolongan, kegembiraan, ketakutan, hingga kelelahan. Juga tidak mungkin bagi orang tua yang tidak berpengalaman untuk mengalami kekacauan saat benar-benar fokus pada anak mereka. Mereka sangat berhati-hati dalam mengambil langkah karena anak-anak mereka masih sangat lemah.
Tak jarang, para orang tua malah mengkhawatirkan berbagai hal yang sangat khas bagi anak. Sama-sama jangan sampai berlebihan, ketahui hal-hal tipikal pada anak pendamping ya!
1. Bayi rewel
Menangis adalah cara utama memanjakan diri. Oleh karena itu, wajar saja jika mereka sering menjadi sangat teliti. Apalagi saat memasuki malam, kekambuhan tangisannya ternyata lebih serius.
Melalui laman Guardians, seorang kepala klinis di klinik Seattle Youngsters’ Emergency di AS, Benjamin Danielson, MD, mengatakan bahwa hal tersebut normal, terutama pada usia cukup dua bulan pertama. Kekuatan akan mencoba dan berkembang pada minggu kelima sampai kedelapan, namun akan berkurang setelah cukup umur 3 bulan.
Agar tidak lelah menangis, tidurkan si kecil di siang hari. Orang tua juga bisa mengajak anaknya jalan-jalan menghirup udara segar. Strategi ini dinilai ampuh untuk meredam ide pemarah mereka.
2. Sering muntah
Sama halnya dengan menangis, muntah yang sering terjadi pada anak juga sangat umum terjadi. Diumumkan oleh Mayo Facility, kebanyakan anak mengalami gastroesophageal reflux atau disebut juga baby reflux. Kondisi ini membuat barang-barang di perutnya kembali ke tenggorokannya dan akhirnya terengah-engah.
Menurut dokter spesialis anak di Yale College Institute of Medication, AS, Gregory Germain, MD., melalui Guardians, yang harus diperhatikan saat anak sering muntah adalah asupan dan perkembangan nutrisinya. Pastikan garis besar perkembangan si kecil selalu mengembang sesuai dengan yang disarankan.
Jika diagram perkembangannya lambat, si kecil perlu pemeriksaan lebih lanjut. Hal yang sama harus diselesaikan dengan asumsi bahwa mereka tampaknya, bagaimanapun juga, menderita setelah muntah.
3. Susah buang air besar
Trouble crapping juga merupakan sesuatu yang Anda tidak perlu khawatir tentang sesuatu yang berlebihan. Pasalnya, hal ini sangat wajar terjadi pada bayi, terutama yang mulai memasuki usia multi bulan.
Masuk akal melalui WebMD, pembuangan padat yang menyusahkan disebabkan dengan memutar kembali buang air besar anak. Selanjutnya, interaksi ini mungkin hanya terjadi satu kali setiap minggu. Meskipun demikian, kekambuhannya berbeda, bergantung pada keadaan tubuh anak.
Yang harus diwaspadai adalah respon anak setiap kali keluar cairan padat. Jika dia terlihat kesakitan, dia harus segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.
4. Menolak makanan baru
Setiap anak memiliki asupan makanan yang berbeda. Terutama saat pertama kali mengenal makanan lain, ada yang langsung mengenali dan menghargainya, ada yang butuh waktu sebelum bisa memakannya, namun ada yang langsung menolaknya mentah-mentah.
Tak usah pusing-pusing stres menganggap si kecil termasuk orang yang suka menolak variasi makanan baru. Selama jangka waktu investigasi, biarkan dia mengenal berbagai jenis makanan. Jadikan interaksinya menyenangkan dan santai agar si kecil tidak cemas. Dalam hal ini, para ibu juga dapat menyederhanakan permainan untuk meningkatkan keuntungan mereka.
5. Sulit tidur
Bagi orang tua yang tidak berpengalaman, kurang tidur tidak diragukan lagi merupakan makan malam sehari-hari. Sejak sekitar tengah malam, tidak menutup kemungkinan bagi si kecil untuk bangun dan tetap waspada hingga fajar menyingsing. Ini normal, terutama jika si kecil mulai berusia 4 bulan.
Anak susah tidur di tempat tidur bisa dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari siklus tumbuh gigi hingga proses tumbuh kembang yang cepat atau disebut juga dengan development spray. Salah satu cara untuk mengatasi keanehan ini adalah dengan melakukan persiapan istirahat.
Persiapan istirahat adalah strategi yang mendorong anak-anak untuk belajar bagaimana beristirahat sendirian. Meski terkesan brutal, aksi ini bisa membantu anak-anak dan pengasuh sekaligus untuk mendapatkan istirahat yang berkualitas.
Biasanya orang tua yang tidak berpengalaman menekankan secara efektif atas keadaan yang dihadapi anak-anak mereka. Meskipun demikian, jangan biarkan kegilaan menguasai Anda sehingga Anda tidak bisa berpikir jernih. Namun, dengan asumsi hal di atas terjadi disertai efek samping serius lainnya, segera periksakan ke dokter anak agar si kecil mencari pengobatan dan perawatan yang tepat.