Javaforce.com – Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyelesaikan pembangunan bendungan multifungsi Bintang Bano di NTB, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Brang Rea. Bendungan Bintang Bano merupakan bendungan ke-29 yang selesai dibangun sejak pembangunannya pada tahun 2015.
Jokowi mengatakan Jumat (14/1) bahwa “insya Allah, 57 bendungan akan selesai di seluruh Indonesia pada akhir 2024.”
Jokowi mengatakan pembangunan bendungan di seluruh Indonesia bertujuan untuk mencapai ketahanan pangan, kemandirian dan kedaulatan. Jika ada air di setiap area, itu semua bisa dicapai.
“Kuncinya adalah air, dan jika ada bendungan sebanyak mungkin, ada air. Alhamdulillah, Bendungan Bintang Bano yang dibangun dengan biaya Rp 1,44 triliun sejak 2015 telah selesai dibangun dan kini sudah bisa digunakan,” ujarnya.
Jokowi mengatakan bendungan tersebut merupakan satu dari enam bendungan yang dibangun di NTB. Dua bendungan lainnya dibuka pada 2018 dan 2019: Bendungan Tanju dan Bendungan Mila.
“Kami ingin bendungan ini mendukung ketersediaan air dan ketahanan pangan serta memenuhi kebutuhan air baku.” tambahnya.
Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bendungan Bintang Bano bisa menjadi contoh pembangunan bendungan yang akan menjaga kondisi alam sekitar untuk konservasi. “Saya melihat bendungan ini secara berbeda. Hutannya masih lebat dan belum ada tanda-tanda pembangunan di perbukitan dan tebing. Kami memeriksa efeknya pada air, jadi transparan, bukan coklat. Jika ini ingin dipertahankan, peran pemerintah daerah juga melestarikan hutan dan alam di sekitarnya.”
Basuki menjelaskan, bendungan Bintang Bano yang dibangun kontraktor PT Brandas Abipraya – PT Hutama Karya – PT Bahagia Bangun Nusa (KSO), juga digunakan untuk mengurangi banjir di Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 53%.
“Bupati Sumbawa Barat dan Wakil Bupati melaporkan bahwa hujan lebat di kawasan Taliwang Sumbawa Barat tidak lagi menyebabkan banjir. Penyelesaian bendungan Tiu Suntuk juga akan meningkatkan pengendalian banjir.”
Ia juga menambahkan, bendungan tersebut juga akan digunakan untuk mengisi tujuh kelurahan Sumbawa Barat dengan air baku berkapasitas 550 liter per detik. Potensi pembangkit listrik tenaga air dari PLTA sebesar 6,6 MW juga belum ditambah yang akan ditambah panel surya terapung.
“Akhirnya, pasti ada potensi wisata. Kami menyediakan empat perahu naga yang digunakan Sumba dan masyarakat untuk mendayung dan mendukung wisata danau,” pungkasnya.
Editor: Vanu Adikara
Reporter: Romeis Vinekasri
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Mencapai tujuan ketahanan pangan, penyelesaian Jokowi dan Bintang Bano Dam
Dari Situs Fikrirasy ID