Jakarta, CNN Indonesia —
Kantor Presiden (KSP) meminta kemitraan petani Kelompok orang sedang dan besar dievaluasi. Ini harus dilakukan untuk mengatasi masalah produksi yang mendorong kenaikan harga telur di tengah meningkatnya permintaan.
“Tanpa pola kemitraan yang mulus, sistem produksi petani kecil tidak akan kuat,” kata Bustanul Arifin, pakar kunci di Kantor Presiden (KSP) menanggapi kenaikan harga telur di gedung Bina Graha, Jakarta. di antara, Kamis (30/12).
Menurut Bustanul, sistem produksi telur nasional belum cukup kuat. Ia melanjutkan, penyebabnya adalah pada pertengahan 2021, banyak petani kecil atau petani kecil yang gulung tikar akibat wabah Delta COVID-19.
Dengan banyaknya peternak kecil yang tutup, produksi telur nasional tidak mampu memenuhi permintaan yang meningkat pada Natal dan Malam Tahun Baru. Selain itu, kebijakan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilonggarkan sehingga permintaan telur meningkat.
“Saat permintaan meningkat seperti Natal dan Tahun Baru, petani kesulitan memenuhinya,” kata Bustanul.
Dia menilai intervensi pemerintah dengan menetapkan harga standar tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi akan menimbulkan masalah lain di tingkat yang berbeda.
“Ini masalah struktural. KSP akan sampaikan ke Kementan, termasuk pembatasan ayam petelur yang dilakukan integrator,” kata Bustanul.
Kadma Wijaya, sebelumnya Sekretaris Jenderal Gabungan Peternak Unggas Kepulauan, mengatakan kenaikan harga telur ayam ras dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh meningkatnya permintaan, baik secara individu maupun di tempat Fikrirasy.ID.
“Permintaan meningkat, pembuatan kue mulai meningkat, tempat Fikrirasy.ID sudah dimulai, dan pusat perbelanjaan sudah ramai,” kata Kadma.
Bantuan sosial telur juga diberikan sebesar Rp per kilogram di beberapa daerah. Hal tersebut dikatakan menjadi pendorong kenaikan harga telur yang mencapai 34.000.
[Gambas:Video CNN]
(sfr/sfr)
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Harga Telur Naik, KSP Minta Kajian Kemitraan Petani Kecil
Dari Situs Fikrirasy ID