Ribuan orang yang tinggal di pantai utara Kota MAUMRE-Maumere telah mengungsi ke tempat yang lebih aman: dataran tinggi dan daerah perbukitan.
Ribuan penduduk bergegas keluar dari rumah mereka dan membuat kota Maumere terhenti total.
Berbagai kendaraan roda dua, roda empat dan besar lainnya telah membawa keluarga ke pegunungan. Beberapa mengambil pickup dan truk.
Warga yang tersebar datang dengan membawa tas berisi pakaian dan dokumen penting.
Beberapa ruas jalan dihubungkan oleh lingkar luar, seperti Jalan El Tari Maumere, Jalan Gajah Mada, Jalan Moan Subuh Sadipun, Jalan Brai, dan Jalan Adisucipto.
Salah seorang warga Kampung Buton, Jumiaty, 36 tahun, mengaku sangat terpukul akibat gempa 1992 itu. Tempat di mana air laut dengan cepat menutupi pemukiman penduduk.
“Kami hancur karena gempa tahun 1992. Begitu orang mendengar Fikrirasy.ID air laut naik, kami segera melarikan diri, meninggalkan rumah dan barang-barang kami lainnya,” kata Jumiaty.
Sejauh ini, polisi masih menangani beberapa kemacetan lalu lintas. Di persimpangan Jalan Lingkar Luar Gajah Mada, Jalan Lingkar Luar Moan Subuh dan beberapa titik di kota Maumere.
Sementara itu, Even Edomeko, Direktur Humas dan Protokol Setda Sikka, menyampaikan imbauan Bupati Sikka kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada. Siap mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan BPBD Sikka.
Terimakasih Ya sudah membaca artikel Gempa 7,5 juta NTT: Warga Sikka lari ke bukit
Dari Situs Fikrirasy ID